Targetberita.co.id Jakarta, Hubungan pertahanan antara Indonesia dan Malaysia memasuki babak baru yang lebih strategis.
Menteri Pertahanan RI Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan kehormatan dari Panglima Angkatan Tentara Malaysia Jenderal Datuk Mohd Nizam di Jakarta, dengan agenda utama memperkuat kerja sama militer dan diplomasi pertahanan, Rabu (16/4/2025).
Dalam pertemuan tersebut, salah satu fokus utama adalah pembahasan intensif mengenai peningkatan program pertukaran personel militer antara kedua negara.
Program ini dinilai sebagai jembatan penting untuk mempererat hubungan antar anggota militer dan membangun saling kepercayaan dalam menghadapi dinamika kawasan.
“Di tengah suasana yang mungkin sangat dinamis dan dinamika perkembangan lingkungan strategis, tentunya diplomasi pertahanan ini bisa menjadi salah satu hal yang berkontribusi positif,” ujar Kepala Biro Informasi Kemenhan RI, Brigjen TNI Frega Wenas, usai pertemuan.
Menurut Brigjen TNI Frega, kedua belah pihak juga mulai menjajaki latihan militer gabungan, bukan hanya untuk memperkuat kemampuan teknis dan taktis, tapi juga untuk menumbuhkan keakraban dan relasi antar prajurit, yang kerap kali terlupakan dalam pelatihan formal.
Ia menyebut pendekatan seperti ini sangat penting dalam membangun pertahanan yang kolaboratif dan solid, khususnya bagi dua negara serumpun seperti Indonesia dan Malaysia.
Selain itu, pertemuan turut menyinggung rencana penguatan kerja sama di sektor industri pertahanan, termasuk potensi kolaborasi dalam produksi senjata dan kendaraan taktis, yang hingga kini masih menjadi keunggulan industri strategis Indonesia seperti PT Pindad.
Malaysia diketahui telah menjadi salah satu konsumen utama produk pertahanan dari Indonesia. Ke depan, kerja sama ini akan ditingkatkan melalui pendekatan bilateral yang mengedepankan nilai strategis ASEAN.
“Nah, tentunya ini dijajaki dan bahkan industri pertahanan sendiri menjadi salah satu topik yang dilihat cukup penting dalam konteks ASEAN, apalagi juga dalam konteks ASEAN Defence Ministry Meeting,” tutur Frega.
Ia menilai kolaborasi antarnegeri Asia Tenggara akan menjadi bukti nyata bahwa kawasan ini mampu menciptakan ekosistem pertahanan mandiri dan damai, sekaligus memperkuat peran ASEAN di mata global.
Pertemuan juga menyentuh berbagai kerja sama yang sudah berjalan positif, termasuk keberadaan forum General Border Committee Malaysia-Indonesia (GBC Malindo) dan agenda diplomasi tingkat tinggi antara kedua negara.
Frega menambahkan bahwa posisi Malaysia sebagai Ketua ASEAN tahun ini juga memberi peluang besar untuk memperkuat arah kemitraan kawasan, terlebih dengan pertemuan sebelumnya antara Menhan RI dan Menhan Malaysia Datuk Seri Mohamed Khaled Nordin.
“Jadi, memang ada hubungan yang cukup kuat antara kedua negara. Tentunya ini menjadi sebuah komitmen sebagai negara Asia Tenggara, yang juga kita sebagai tetangga, apalagi kita secara historis satu rumpun, ingin membangun kemitraan,” tutupnya.
(Agus)