Tarhetberita.co.id Jakarta, Pemerintah Indonesia dan Jepang kembali menegaskan komitmen kerja sama strategis di sektor energi bersih melalui proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal) di Muara Laboh, Sumatera Barat.
Proyek ini memasuki tahap financial closing dengan nilai investasi mencapai 500 juta dolar AS atau setara Rp. 8 triliun, dan diperkirakan akan menghasilkan kapasitas sebesar 80 megawatt (MW).
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan dengan utusan khusus Perdana Menteri Jepang, mantan PM Fumio Kishida, di Jakarta pada Sabtu (4/5/2025).
“Proyek geothermal di Muara Laboh merupakan bagian dari lebih dari 170 nota kesepahaman (MoU) Indonesia–Jepang yang aktif berjalan. Ini menandai langkah konkret menuju transisi energi bersih dan netral karbon,” ujar Airlangga.
Muara Laboh terletak di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, dan telah lama dikenal sebagai salah satu wilayah dengan potensi panas bumi terbesar di Indonesia.
Wilayah ini merupakan bagian dari ring of fire, jalur vulkanik aktif yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan cadangan panas bumi terbesar di dunia.
Proyek ini dikerjakan oleh konsorsium perusahaan, termasuk PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML), dengan dukungan pendanaan dari lembaga keuangan Jepang.
Tahap pertama proyek ini telah beroperasi sejak 2019 dengan kapasitas awal 85 MW, dan pengembangan tahap berikutnya kini terus didorong oleh kerja sama bilateral.
Dalam pernyataannya, Airlangga menegaskan bahwa kerja sama Indonesia–Jepang tetap solid di tengah situasi global yang tidak menentu akibat ketegangan geopolitik dan perang tarif.
Kunjungan utusan khusus dari Jepang ini juga disertai dengan penyerahan surat resmi dari Perdana Menteri Jepang kepada Presiden Prabowo.
“Presiden menyampaikan apresiasi atas kepercayaan Jepang dan berharap proyek-proyek strategis seperti ini bisa terus ditingkatkan,” tambah Airlangga.
Proyek ini diharapkan tak hanya memperkuat bauran energi nasional, tetapi juga membuka lapangan kerja baru dan memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat Sumatera Barat.
(Farid Hidayat)