Targetberita.co.id Jakarta, Dampak dari perang India – Pakistan tentunya jadi pertimbangan. Insiden itu adalah penggunaan tempur pertama yang dilaporkan dari J-10, yang saat ini hanya dioperasikan oleh China dan Pakistan.
Catatan operasional itu sekarang disorot oleh China dalam proposal ekspor J-10 lainnya, termasuk yang diajukan ke Kolombia pada Mei 2025.
Dalam kasus itu, China menawarkan 24 jet tempur J-10CE, paket senjata dan persyaratan pembiayaan meskipun Kolombia sebelumnya telah memilih Gripen E/F Swedia.
Pemilihan J-10 oleh Indonesia terjadi bersamaan dengan hubungan bilateral yang semakin erat dengan China.
Pada Januari 2025, Indonesia bergabung dengan kelompok BRICS dan telah menjalin hubungan strategis yang lebih erat dengan Beijing.
Prabowo Subianto mengunjungi China sebagai presiden terpilih dan menjadikan negeri Tirai Bambu negara pertama yang dikunjungi setelah menjadi presiden.
Selama kunjungan Perdana Menteri China Li Qiang ke Jakarta pada Mei 2025, Prabowo menegaskan kembali niatnya untuk membangun komunitas dua negara yang memiliki pengaruh regional dan global.
Perdagangan Indonesia dengan Tiongkok meningkat dari 52,45 miliar dolar AS pada 2013 menjadi 135,17 miliar dolar AS pada 2024. Tiongkok menjadi mitra dagang terbesar Indonesia.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Donny Ermawan Taufanto mengatakan, Indonesia tidak menutup kemungkinan membeli pesawat tempur Chengdu J-10C dari China.
“Kalau memang kita evaluasi, pesawat ini bagus, ya memenuhi kriteria yang kita tetapkan, apalagi harganya murah, ya kenapa tidak?” kata Donny saat ditemui di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta Pusat, Rabu (4/6/2025).
Donny menjelaskan, pembelian J-10C awalnya hanya rumor belaka. Semua berawal dari kunjungan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Mohamad Tonny Harjono ke pameran alutsista di China, beberapa waktu lalu. Di sana, lanjut Donny, pihak China menawarkan pesawat tempur tersebut ke TNI AU.
Setelah dievaluasi, khususnya harga sangat terjangkau, Kemenhan pun mempertimbangkan untuk membelinya. Di pasaran, harga satu unit jet tempur produksi Chengdu Aircraft Corporation tersebut hanya sepertiga harga Rafale buatan Dassault Avaiaton.
“Kita termasuk ditawari pesawat itu. Ya termasuk evaluasi kita juga lah untuk apakah bisa kita menggunakan jet tersebut ya untuk alutsista kita,” kata Donny. Menurut Donny, Indonesia pada dasarnya tidak terikat dalam blok negara mana pun dan terlepas dari konflik apa pun.
(Agus)