logo tb
BantenBeritaDaerahLebakNasionalNewsPendidikanTerkini

ICMI Lebak usulkan KH Mas Abdurrahman gelar Pahlawan Nasional

218
×

ICMI Lebak usulkan KH Mas Abdurrahman gelar Pahlawan Nasional

Sebarkan artikel ini

Targetberita.co.id Lebak – Banten, Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Lebak mengusulkan KH Mas Abdurrahman pendiri Mathla’ul Anwar (MA) meraih gelar Pahlawan Nasional, karena dedikasinya cukup tinggi untuk mencerdaskan anak bangsa melalui pendidikan Islam.

“Perjuangan pendiri MA itu sangat layak mendapat gelar Pahlawan Nasional dari pemerintah,” kata Ketua ICMI yang juga dosen Universitas Latansa Mashiro (Unilam) Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Senin (16/6/2025).

Perjuangan KH Mas Abdurrahman putra dari KH Mas Jamal yang lahir tahun 1875 di Kampung Janaka Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten dan meninggal 16 Agustus 1944 sebagai pendiri organisasi massa (Ormas ) Islam yang terbesar di Indonesia setelah Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

KH Mas Abdurrahman sejak kecil mengenal ilmu keIslaman, mulai dari mengaji, belajar shalat, rukun Islam dan Iman, tauhid, dan persoalan agama lainnya dari lingkungan keluarganya yang dikenal sebagai keluarga yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi.

Ayahnya, KH Mas Jamal tekun dalam hal mendidik puteranya, sehingga KH Mas Abdurrahman memiliki daya paham mengenai agama yang mencukupi.

Selain itu, KH Mas Abdurrahman berguru pada beberapa kyai lokal, diantaranya Kyai Sohib di Menes, Kyai Ma’mun di Serang yang merupakan ahli dalam bidang pengkajian Al-Quran.

Selain mengenyam pendidikan agama, KH Mas Abdurrahman sempat mengenyam pendidikan umum yang difasilitasi Belanda, hal ini mengingat bahwa di Menes sudah ada dan berdiri sekolah Belanda sejak 1887 M.

Kebijakan politik etis Belanda sedikit membuka harapan akan kemajuan pendidikan di Indonesia, tapi itu tidak merata, ada upaya memisahkan dengan adanya pemisahan sekolah untuk pribumi, bangsawan, dan lain sebagainya.

Kyai lokal di Menes dan sekitarnya mencari sosok muda yang pas untuk diajak bekerjasama dalam memerangi kebodohan masyarakat saat itu.

Kyai-kyai lokal berkumpul dan bermusyawarah, menyepakati memanggil seorang cendekiawan Muslim lokal yakni KH Mas Abdurrahman yang sedang studi di Makkah.

KH Mas Abdurrahman adalah sosok muda, segar dan cerdas. Ini adalah harapan para kyai lokal agar KH Mas Abdurrahman bisa membawa masyarakat Menes keluar dari jurang kebodohan.

Pada tahun 1916 M, gagasan para Kyai lokal dan KH Mas Abdurrahman terkait pendirian lembaga pendidikan Islam terjelmakan.

Berdirilah perguruan Islam dalam bentuk Madrasah yang dinamai “Mathlaul Anwar”, sebagai direkturnya adalah KH Mas Abdurrahman dan Presiden Bistirnya KH Entol Mohammad Yasin, dan dibantu oleh para Kyai lokal, saudagar Menes dan tokoh masyarakat lain di sekitar Menes.

Oleh karena itu, KH Mas Abdurrahman layak menjadi Pahlawan Nasional, bahkan cukup produktif dengan menulis delapan buku keislaman yang kini diajarkan di Mathla’ul Anwar dan di banyak pesantren di Indonesia..

Selain itu sudah banyak kajian akademis, dari skripsi, tesis, disertasi hingga jurnal ilmiah yang membahas tentang kiprah KH Mas Abdurrahman selaku tokoh pendidikan dan pejuang kemerdekaan.

Saat ini, lembaga pendidikan MA berkembang di tanah air, seperti Lampung, Karawang, Jakarta, Bogor, Tangerang, Lebak, Serang.

Selain itu juga beberapa yayasan pendidikan Islam di Jawa Tengah, Jawa Timur, sampai Nusa Tenggara Barat mengafiliasikan lembaga pendidikannya dengan Mathlaul Anwar.

“Kami berharap usulan agar KH Mas Abdurrahman meraih anugerah sebagai Pahlawan Nasional mendapatkan dukungan luas dari berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh politik, tokoh agama dan kepala daerah,” katanya.

(Apiyudin)