Targetberita.co.id Jakarta, Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) menyebutkan potensi pengadaan alutsista pesawat tempur nirawak atau drone produksi Turki.
Komandan Puspenerbal Laksamana Muda Bayu Alisyahbana mendapatkan paparan teknis tentang drone tempur buatan Turkish Aerospace Industries dan Baykar, saat kunjungannya di pameran Indo Defence 2024, pekan lalu.
“Komandan Puspenerbal mendapatkam pemaparan teknis terkait kemampuan dan potensi pengadaan pesawat nirawak (UAV) Anka dan TB Bayraktar Akinci dari Turkiye, sebagai bagian dari penguatan kekuatan udara taktis Puspenerbal,” ungkap Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Puspenerbal Kolonel Laut (KH) Rohman Arif dalam keterangannya, dikutip Senin (16/6/2025).
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan (Kemhan) sempat mengungkapkan upaya pengembangan dan pembangunan kekuatan TNI AL, di antaranya rencana pembelian drone Bayraktar Akinci dan Anka dari Turki. Kedua drone itu dipilih karena kecanggihannya dalam di medan perang.
“Pengadaan pesawat tempur tanpa awak dari pabrikan Turki dimungkinkan, karena Baytar Technology dan Turkish Aerospace Industries, bersedia bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia untuk melakukan transfer of technology,” tulis akun X @Kemhan_RI, pada Juni 2024 lalu.
Bayraktar Akinci disebut memiliki kemampuan tinggi dengan daya tahan lama, dapat menyerang sasaran di darat dan udara serta mampu melakukan manuver mirip jet tempur yang memiliki kemampuan membawa berbagai muatan senjata.
Drone yang dulu bernama Baykar Makina itu dirancang untuk beroperasi dengan konfigurasi amunisi yang berbeda, sehingga memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan teknologi UAV sesuai kebutuhan masa depan. Drone tersebut merupakan penerus UAV Taktis Bayraktar TB2 dan menjadi varian terdepan di kelasnya.
Drone berteknologi tinggi ini telah dirancang untuk melakukan berbagai operasi yang mendukung jet tempur yang dilengkapi dengan sistem komunikasi satelit ganda, radar udara-ke-udara, sistem pendukung elektronik, radar penghindar tabrakan, dan radar aperture sintetis.
Lebih lanjut, satelit yang dikembangkan di dalam negeri dapat digunakan untuk mengendalikan drone tempur ini. Drone ini juga menggunakan fitur kecerdasan buatan (AI) canggih untuk mengumpulkan dan memproses data yang diterima dari sensor dan kamera onboard.
Sementara itu, Indonesia juga akan mendatangkan drone Anka setelah Kementerian Pertahanan meneken kontrak Turkish Aerospace Industries untuk pembelian 12 unit.
Langkah ini dilakukan agar militer Indonesia beradaptasi dengan cepat dalam perkembangan teknologi di sistem pertahanan dan keamanan. Dari kerja sama itu, direncanakan enam pesawat akan dirakit di Tanah Air. Sementara sisanya dikirim selama 32 bulan setelah kontrak berlaku.
Anka memiliki kapasitas muatan mencapai 200 kilogram dan mampu terbang hingga 30.000 kaki dengan ketahanan 24 jam.
Selain itu Anka juga akan dilengkapi kamera HD Day & Night dan radar apertur synthetic. Drone ini juga akan memiliki kemampuan multi-target tracking dan laser range finder.
(Agus)