Targetberita.co.id Jakarta, Di balik hiruk pikuk ibukota, sebuah latihan penuh ketegangan digelar diam-diam.
Mengutip unggahan akun Instagram @marinir_tni_al, Jumat (11/7/2025), para prajurit dari Batalyon Intai Amfibi 1 Marinir (Yontaifib 1 Mar) terlihat bergerak cepat dan senyap di sekitar Kesatrian Marunda, Jakarta Utara.
Tanpa gembar-gembor, mereka tengah menjalani sebuah sesi drill teknis yang dirancang untuk menguji dan mempertajam naluri tempur dalam kondisi ekstrem.
Latihan ini bukan sekadar rutinitas. Ini adalah bagian dari Latihan Standar Dasar (LSD) II Triwulan II Tahun Anggaran 2025, yang menyentuh aspek darat, laut, dan udara secara menyeluruh.
Bukan sembarang personel yang bisa terlibat dalam latihan ini hanya mereka yang telah teruji secara fisik dan mental, serta memiliki kemampuan khusus sebagai pasukan Intai Para Amfibi Marinir (IPAM).
Menguji Kesiapan dengan Misi Realistis
Seluruh skenario latihan dibuat mendekati situasi pertempuran sesungguhnya. Setiap detik penuh ketegangan, setiap gerakan diperhitungkan secara presisi.dilansir zonajakarta
Tujuan utamanya: memastikan kesiapan prajurit dan material yang mereka gunakan dapat berfungsi optimal dalam segala situasi. Kegagalan bukan pilihan di sini.
Latihan mencakup teknik fast roping dari ketinggian, pengoperasian kendaraan tempur darat dan laut dengan persenjataan lengkap, hingga infiltrasi dan penyelesaian sasaran di wilayah musuh tanpa terdeteksi.
Letkol Marinir Dave M. H. Lomboan, M.Tr. Opsla., selaku Komandan Batalyon Intai Amfibi 1 Marinir, menekankan pentingnya latihan ini untuk membentuk prajurit yang tangguh dalam segala situasi.
“Kenali dirimu, kenali alatmu, dan tetap tenang dalam tekanan,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa hanya dengan latihan yang keras dan penuh disiplin, prajurit IPAM mampu berpikir cepat dan mengambil keputusan tepat dalam kondisi terdesak.
Tidak ada ruang untuk keraguan dalam latihan ini. Setiap individu dituntut untuk menguasai medan, mengendalikan emosi, dan membaca situasi dalam hitungan detik.
Bagi Yontaifib 1 Mar, ini bukan sekadar latihan fisik, ini adalah pertarungan mental yang mempertajam insting tempur hingga ke level tertinggi.
Mereka bukan sekadar pasukan elit. Mereka adalah bayangan yang bergerak dalam senyap, selalu siaga, selalu siap.
Dan di Marunda, mereka kembali membuktikan bahwa dalam dunia militer, hanya yang terbaik yang layak menyandang gelar prajurit intai.
(Agus)