Targetberita.co.id Lebak – Banten, Kondisi jalan penghubung vital antara Kampung Babakan Haur Timur menuju Kampung Cimaung, Desa Cibungur, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, kini memprihatinkan.
Hamparan lubang besar, aspal yang terkelupas, hingga genangan air yang nyaris menutup permukaan jalan menjadi pemandangan sehari-hari. Bagi warga, ini bukan sekadar jalan rusak, ini adalah simbol pembiaran yang berlangsung terlalu lama.
Jalan yang menjadi urat nadi pergerakan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan warga ini sudah bertahun-tahun tak tersentuh perbaikan serius. Warga mengaku lelah menyampaikan keluhan. Setiap kali diadukan, jawaban yang diterima selalu berputar-putar, sementara kondisi lapangan semakin memburuk.
“Kalau cuma janji, kami sudah kenyang. Jalan ini rusak bukan kemarin sore. Tapi sampai sekarang dibiarkan. Kami mulai bertanya-tanya, apa karena di sini banyak warga yang tidak mencoblos saat pemilihan kemarin, jadi dianggap tidak perlu dibangun?” sindir salah satu warga dengan nada getir.
Pernyataan ini langsung mengundang percakapan panas di tengah masyarakat.
Beberapa warga bahkan secara terbuka menuding adanya sikap tebang pilih dalam pembangunan desa.
Mereka menilai, daerah yang dianggap ‘kurang menguntungkan’ secara politik cenderung dianaktirikan.
“Kalau untuk minta suara, mereka datang sampai masuk gang-gang, namun begitu sudah duduk di kursi, giliran jalan rusak bertahun-tahun, tidak pernah kelihatan batang hidungnya,” cetus warga lainnya yang enggan disebutkan namanya.
Kerusakan jalan ini berdampak luas. Pedagang kesulitan mengangkut barang dagangan karena kendaraan sering terjebak di kubangan lumpur. Anak-anak sekolah harus ekstra hati-hati agar tidak terpeleset.
Bahkan, ojek dan mobil pengangkut hasil pertanian enggan melewati jalur ini jika musim hujan tiba.
Padahal, anggaran dana desa setiap tahun selalu ada, termasuk untuk infrastruktur.
Warga menilai penggunaannya kerap tidak transparan dan lebih banyak difokuskan pada proyek yang mudah difoto untuk pencitraan.
“Pembangunan itu hak semua warga, bukan hadiah untuk pendukung politik. Kalau dibiarkan seperti ini, jangan salahkan kami kalau nanti makin banyak yang apatis terhadap pemilu,” tambah warga yang lain dengan nada tegas.
Kini, sorotan publik terhadap pemerintah Desa Cibungur semakin tajam.
Warga menuntut agar kepala desa beserta jajaran segera turun tangan melakukan perbaikan, tanpa alasan, tanpa janji kosong.
Mereka juga meminta pemerintah kecamatan hingga kabupaten mengawasi langsung agar perbaikan tidak lagi hanya menjadi wacana.
Jika kondisi ini terus berlarut, bukan hanya jalan yang semakin rusak, tapi juga kepercayaan rakyat terhadap pemerintah akan runtuh.
Ketika kepercayaan itu hilang, membangunnya kembali akan jauh lebih sulit daripada sekadar memperbaiki jalan.
(Wahyu)