logo tb
BeritaIndustriJakartaMetropolitanNasionalNewsTerkini

Minat Pendidikan Vokasi Kian Tinggi, Kemenperin Buka Kelas Baru Gandeng Industri

56
×

Minat Pendidikan Vokasi Kian Tinggi, Kemenperin Buka Kelas Baru Gandeng Industri

Sebarkan artikel ini

Targetberita.co.id Jakarta, Industri manufaktur merupakan kontributor utama terhadap perekonomian nasional, Agar mampu menjaga kinerja sektor ini secara berkelanjutan, dibutuhkan tenaga kerja yang terampil serta relevan dengan kebutuhan industri masa kini, Senin (25/8/2025).

“Untuk itulah, Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program pendidikan dan pelatihan vokasi. Tujuannya adalah menghasilkan SDM yang kompeten, adaptif terhadap perkembangan teknologi dan memiliki daya saing global,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta, Senin (25/8/2025).

Menperin menegaskan, di tengah menghadapi berbagai tekanan ekonomi global, industri manufaktur masih mampu menunjukkan ketangguhannya sekaligus membuktikan peran vitalnya sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini tercemin dari data BPS, pada triwulan II tahun 2025, industri pengolahan nonmigas mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,60 persen (year-on-year) atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12 persen.

Pada periode yang sama, industri pengolahan nonmigas memberikan kontribusi terhadap PDB nasional juga naik dari 16,72 persen pada kuartal II tahun 2024 menjadi 16,92 persen pada kuartal II tahun 2025. Capaian ini memperlihatkan konsistensi industri manufaktur sebagai penyumbang terbesar atau sumber utama dalam perekonomian nasional.

“Peningkatan kualitas SDM merupakan investasi jangka panjang untuk memperkuat struktur industri nasional. Oleh karena itu, pentingnya pembangunan SDM dalam mewujudkan industri pengolahan nonmigas yang tangguh, inovatif, dan mampu bersaing di tingkat global,” tutur Menperin.

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Masrokhan menyampaikan, Kemenperin telah mengembangkan berbagai inisiatif vokasi industri seperti program link and match antara sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan perusahaan, pembangunan politeknik industri di berbagai daerah, hingga pelatihan berbasis kompetensi yang mengacu pada standar global.

“Kami ingin memastikan bahwa lulusan vokasi tidak hanya siap bekerja, tetapi juga siap bersaing dalam menghadapi tantangan industri 4.0 maupun transisi menuju ekonomi hijau,” ungkap Masrokhan.

Saat ini, Kemenperin menaungi 11 politeknik, 2 akademi komunitas, 9 SMK, dan 7 Balai Diklat Industri (BDI) yang tersebar di berbagai wilayah.

“Keberadaan unit pendidikan dan pelatihan vokasi industri di lingkungan Kemenperin ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja sektor industri. Setiap masing-masing unit pendidikan, kami tetapkan spesialisasinya di bidang industri tertentu,” imbuhnya.

Seluruh unit pendidikan dan pelatihan vokasi industri milik Kemenperin memiliki program-program yang unggul dan diminati masyarakat. Sebab, para lulusannya langsung diterima kerja di perusahaan industri.

Salah satunya Politeknik ATI Makassar, pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2025, jumlah pendaftarnya mencapai 12.191 orang. “Dengan jumlah mahasiswa baru yang diterima sebanyak 438 orang, maka rasio penerimaan mencapai 1:27, atau 1 kuota mahasiswa baru diperebutkan oleh 27 orang,” ungkap Masrokhan.

Sebanyak 438 mahasiswa tersebut, akan mengisi empat program studi, yakni Teknik Manufaktur Industri Agro sebanyak 140 orang, Teknik Industri Agro (91 orang), Teknik Kimia Mineral (93 orang), dan Otomasi Sistem Permesinan (114 orang).

Direktur Politeknik ATI Makassar, Muhammad Basri menjelaskan, peningkatan jumlah peminat mahasiswa baru menunjukkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan vokasi di lingkungan Kemenperin. “Politeknik ATI Makassar berkomitmen menghasilkan lulusan yang siap kerja, inovatif, dan berdaya saing global,” ujar Basri.

Pada Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Tahun 2025 di Politeknik ATI Makassar, dilaksanakan peluncuran Program Kelas Industri 2025 yang merupakan hasil kerja sama Politeknik ATI Makassar dengan berbagai mitra strategis. Kegiatan ini juga dihadiri mitra internasional, CEO Morimitsu Industri Co, Ltd Mr. Mitsusaki Shunji dan Chairman A-WING Group PT. Awina Sinergi Mr. Hirohide Nakamura.

“Adapun program tersebut meliputi kelas kerja sama internasional bidang pengelasan dengan mitra industri Jepang sebanyak 40 mahasiswa, kemudian kelas beasiswa sawit 2025 yang merupakan kerja sama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI dan BPDP Sawit sebanyak 60 mahasiswa,” papar Basri.

Selain itu, Mayora Institute Program bersama PT Mayora Indah Tbk, dengan skema magang dua semester dan rekrutmen langsung pasca kelulusan sebanyak 28 mahasiswa, serta Kelas Hilirisasi PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dengan beasiswa penuh selama tiga tahun kepada 110 mahasiswa.

Menurut Basri, program kelas industri merupakan implementasi nyata link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia industri. “Kolaborasi ini kami harapkan mampu memperkuat kesiapan mahasiswa untuk memasuki pasar kerja maupun menjadi wirausahawan yang tangguh,” tambahnya.

(Sonny H. Sayangbati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *