logo tb
BeritaNasionalNewsSerdang BedagaiSumatera UtaraTerkini

Padi Milik Warga Kebun Kelapa hampir 19 ton Ditolak Bulog Karena Terendam Banjir.

247
×

Padi Milik Warga Kebun Kelapa hampir 19 ton Ditolak Bulog Karena Terendam Banjir.

Sebarkan artikel ini

Target cerita.co.id Serdang Bedagai -Sumatra Utara, Areal persawahan non irigasi seluas sekitar 30 hektar,yang berada di Dusun Kebun Kelapa berubah menjadi lautan air, hingga menenggelamkan Padi milik petani yang siap dipanen.

Hal ini dikatakan oleh Tyson Nababan (37) dan Melhi Simatupang (39),warga Dusun 8 Kebun Kelapa Desa Pon kepada awak media yang meninjau ke lokasi, Selasa (28/10/2025).

PEMIMPIN REDAKSI TARGET BERITA

“Banjir kiriman yang berasal dari Sei Belutu terjadi awal bulan lalu,sekaligus air pasang laut juga menghantam wilayah kami,hingga menenggelamkan persawahan yang padinya siap dipanen. Nyaris hampir sebulan,padi kami terendam air dan barulah sekitar seminggu yang lalu air surut,baru padi bisa dipanen. Mirisnya,setelah dipanen dan dijemur warnanya berubah menjadi kehitam hitaman,dan sebahagian beras atau isi padi juga warnanya agak hitam. Kemarin,kami sudah berkordinasi dengan PPL dan perwakilan Bulog untuk membeli padi milik kami,tetapi karena warnanya hitam dan terendam pihak Bulig menolak untuk membelinya”,jelas Tyson Nababan.

Melhi Simatupang juga menambah kan,kalau areal persawahan di Dusun Kebun Kelapa ini seluas 30 hektar, dengan jumlah penduduk sekitar 65 KK mayoritas dihuni suku Batak Toba.

“Saat ini,padi yang dipanen sudah siap dijemur atau kering,dan kalau diperkirakan saru rante memperoleh 250 kg padi maka hampir 19 Ton padi kering sudah terkumpul digoni. Tetapi tidak bisa kami jual,bahkan Kilang-kilang padi swasta aja menolak untuk membeli padi kami,begitu juga dengan pihak Bulog. Kalau padi kami tidak terjual,bagaimana kami bisa menanam padi lagi bahkan bagaimana kami membiayai hidup dan menyekolahkan anak kami. Jelas biaya kami tidak ada lagi,untuk itu kami mohon perhatian dari bapak Bupati dan Wakil Bupati Sergai,demi kelangsungan hidup keluarga kami”,tandas Simatupang.

Seorang Opung bernama Marisi br Nababan (84) didampingi tetangganya Rohani br Manalu (62), saat ditanya awak media sembari menangis mengatakan,”pak Bupati bagaimanalah nasib hidup dan sekolah cucu kami nanti,kalau padi kami ini tidak laku dijual. Cemanalah biaya hidup kami kedepan nya,mana upah menjetor,beli bibit dan menanam serta beli pupuk,dimana lagi lah duit kami”,ucap Opung Nababan dengan logat Bataknya yang masih kental.

A Sun alias Junadi salah seorang pemilik Kilang padi di Kampung Pala desa Sei Rampah,yang juga salah satu Agen terdaftar di Bulog saat dikonfirmasi melalui seluler mengatakan,”kami sudah kelapangan dan melihat kondisi padi,dan setelah kami lihat dan periksa memang warnanya hitam. Jelas kalau untuk dijual tidak bisa,dan kami juga sudah konsultasi keberapa pihak terkait dan pastinya memang tidak bisa kami beli. Saat ini jangankan padi yang berubah warna,yang tidak terendam pun sulit menjualnya”,jelas A Sun.

Kurniawan perwakilan Bulog di Tebing Syahbandar ketika dikonfirmasi melalui seluler mengatakan, dengan sangat menyesal setelah tim kami melakukan cek kelokasi,padi milik petani yang teren dan air tidak bisa kami beli.

Hal ini jelas bertentangan dengan aturan di Bulog, dan bagaimana pertanggungjawaban keuangan yang kami pergunakan nanti jika tidak sesuai dengan hasilnya. Tetapi, itupun kami masih mencari solusi lain untuk membantu para petani tersebut. tandasnya.

Sedangkan Kepala Desa Pin,Andrianto saat ditanyakan soal ini mengatakan,” kami sejak seminggu yang lalu sudah ke lapangan,bahkan kami sudah melakukan kordinasi dengan UPT untuk membantu petani. Kami juga mencari solusi dan berkordinasi dengan Dinas Pertanian,agar kedepannya wilayah tersebut bisa menjadi persawahan yang airnya dari irigasi,tidak macam sekarang ini istilahnya sawah tadah hujan”,tutup Kades Pon.

(Roni Purba)