Targetberita.co.id Jakarta, Upaya memperkuat riset kelautan nasional terus digeber. Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal) menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bappenas, dan enam perguruan tinggi dari kawasan timur Indonesia untuk menyusun arah baru riset laut menuju Indonesia Emas 2045.
Rapat koordinasi riset kelautan bersama ini digelar di Markas Komando Pushidrosal, Ancol, Jakarta, Selasa (4/11). Kegiatan dipimpin oleh Dirjen Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek Mohammad Fauzan Adziman, bersama penasihat khusus Mendiktisaintek Laksamana (Purn) Marsetio, dan Komandan Pushidrosal Laksamana Madya Budi Purwanto.
Sedangkan enam perwakilan perguruan tinggi dari kawasan timur Indonesia, meliputi Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Halu Oleo Kendari, Universitas Pattimura Ambon, Universitas Sam Ratulangi Manado, Universitas Papua Manokwari, dan Universitas Khairun Ternate.
Dalam pembahasan, Marsetio dan Gellwynn Jusuf dari Bappenas menyoroti besarnya potensi kelautan di kawasan timur Indonesia yang dinilai belum tergarap maksimal.
Riset dianggap penting untuk memperkuat data kelautan, termasuk inventarisasi keanekaragaman hayati, pemantauan ekosistem pesisir, perikanan berkelanjutan, serta kajian sosial-ekonomi maritim.
“Wilayah timur punya potensi luar biasa, tapi risetnya masih perlu didorong. Kita perlu kolaborasi nyata agar hasil riset bisa langsung berdampak ke masyarakat,” jelas Marsetio, dikutip dari keterangan Dispen Pushidrosal, Jumat (7/11).
Pada kesempatan yang sama, Fauzan Adziman menegaskan pentingnya kerja sama lintas lembaga dan kampus dalam memperkuat kemandirian riset nasional.
“Riset kelautan adalah salah satu dari delapan prioritas riset nasional. Sinergi antara BRIN, kementerian, dan perguruan tinggi jadi kunci untuk mempercepat penguasaan teknologi maritim,” ucapnya.
Dari pihak BRIN, perwakilan lembaga ini menyebut kolaborasi riset laut perlu terus diperkuat karena masih banyak ekspedisi dan penelitian yang belum optimal akibat keterbatasan infrastruktur.
BRIN menekankan pentingnya data laut yang akurat dan komprehensif untuk kepentingan sains, ekonomi, hingga pertahanan negara.
Sementara itu, perwakilan perguruan tinggi dari kawasan timur Indonesia menyampaikan sejumlah masukan dan aspirasi.
Mereka menyoroti keterbatasan fasilitas riset di daerah, minimnya pendanaan, serta perlunya pemerataan kesempatan kerja sama lintas universitas.
Pushidrosal sendiri menunjukkan komitmennya lewat kesiapan sarana penelitian, termasuk KRI Canopus-936, kapal riset terbaru yang bakal memperkuat armada riset nasional mulai 2026.
“Pushidrosal siap memfasilitasi kegiatan riset nasional. Kita sudah punya pengalaman lewat tiga ekspedisi Jala Citra yang melibatkan banyak lembaga dan peneliti,” ujar Budi Purwanto.
Sebagai tindak lanjut, rapat menyepakati pembentukan kelompok kerja terbatas (pokja) bertema “Penguatan Riset Kelautan dan Teknologi Menuju Indonesia Emas 2045.” Pokja ini melibatkan Kemendiktisaintek, BRIN, Bappenas, perguruan tinggi, dan Pushidrosal untuk merancang riset kelautan yang inklusif, berkelanjutan, dan berorientasi pada kemandirian nasional.
(Agus)













