Targetberita.co.id Tapanuli Tengah – Sumatera Utara, Tragedi banjir bandang yang meluluhlantakkan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, kini berkembang menjadi polemik besar, dilansir dari radarjakarta.id
Bukan sekadar soal derasnya curah hujan, tetapi temuan gelondongan kayu dalam jumlah besar yang terseret arus sungai.
Penampakan batang kayu raksasa di sungai dan permukiman warga sontak memicu tanya: siapa yang menebang, dan mengapa dibiarkan?
MEDIA SOSIAL MELEDAK: “INILAH BUKTI PEMBALAKAN LIAR!”
Warganet dan aktivis lingkungan membanjiri media sosial dengan kritik tajam kepada pemerintah. Di antaranya, unggahan Engran Silalahi yang menuding adanya pembiaran terhadap kerusakan hutan di bagian hulu sungai.
“Banjir mungkin karena hujan. Tapi kayu-kayu ini bukan kiriman langit. Pemerintah jangan pura-pura lupa siapa pelakunya,” tulis Engran dalam unggahannya, Selasa (25/11/2025).
Ia menyoroti daerah Aek Batang Toru dan Aek Sihaporas sebagai titik krusial yang perlu diaudit karena aliran sungai membawa kayu ukuran besar hingga ke wilayah Tapanuli Utara.
DPRD SUMUT: INI BUKAN ALAM, INI KRIMINAL
Anggota Komisi A DPRD Sumut, Irham Buana Nasution, dalam pernyataan resminya menyebut bencana ini tidak murni faktor cuaca.
“Kalau gelondongan kayu turun bersama banjir, itu bukti keras kerusakan hutan. Pembalakan liar sudah berlangsung lama. Ini bukan musibah biasa—ini kejahatan ekologis,” katanya, Rabu (26/11/2025) di Medan.
Irham mendesak Pemprov Sumut bersama Polda Sumut mengusut kemungkinan keberadaan sindikat pembalakan ilegal yang dituding beroperasi di wilayah Tapteng–Sibolga–Tabagsel.
Ia menilai pemerintah selama ini terlalu fokus pada mitigasi dan bantuan darurat, tanpa menyentuh akar masalah: perusakan hutan secara sistematis dan terselubung.
KERUGIAN DAN KORBAN MENINGKAT
Menurut BPBD Sumut, dampak banjir dan longsor sejak Sabtu (22/11/2025) hingga Selasa (25/11/2025) mencakup:
4 orang meninggal dunia di Desa Mardame, Sitahuis
Puluhan warga luka-luka
Rumah, jalan, jembatan dan fasilitas umum rusak berat
Tumpukan kayu menghalangi Jembatan Anggoli, perbatasan Tapteng–Tapsel
Warga kini diungsikan dan hidup dalam ketidakpastian.
GUBERNUR: AKAN KAMI CEK.
Gubernur Sumut, Bobby Nasution, merespons isu gelondongan kayu yang viral.
“Ya nanti kita lihat (asal kayu). Untuk sementara kami fokus evakuasi dan logistik korban,” ujarnya Kamis (27/11/2025).
Pernyataan tersebut menuai beragam tanggapan, sebagian berharap investigasi segera dimulai, sebagian lain menilai pemerintah terlalu lamban.
PUBLIK MENUNTUT TINDAKAN, BUKAN JANJI
Aktivis lingkungan menyebut banjir ini peringatan keras, sekaligus titik balik kebijakan tata kelola hutan di Sumatera Utara.
Banjir Bukan Sekadar Air, Ini Alarm Kebijakan yang Gagal
Jika mafia hutan tidak disentuh, izin lahan tidak dievaluasi, dan pembalakan liar terus dibiarkan, maka tragedi ini bukan akhir, melainkan awal dari bencana yang lebih besar.
(Roni Purba)













