logo tb
BantenBeritaDaerahLebakNasionalNewsTerkini

Kunjungan Pemkab Lebak ke Baduy Disambut Hangat di Kediaman Jaro Oom

45
×

Kunjungan Pemkab Lebak ke Baduy Disambut Hangat di Kediaman Jaro Oom

Sebarkan artikel ini

Targetberita.co.id Lebak – Banten, Senyum ramah dan aroma kopi segar menyambut rombongan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak saat berkunjung ke wilayah adat Baduy, Rabu,(17-12-2025).

Kedatangan para pejabat daerah ini diterima langsung oleh Kepala Desa Kanekes, Jaro Oom, di kediamannya, yang terletak di tengah suasana asri perkampungan Baduy.

Kunjungan ini bukan sekadar agenda formal, tetapi menjadi momen silaturahmi dan dialog budaya. Para pejabat duduk bersama warga, menikmati kopi tradisional Baduy, sambil mencicipi durian khas Kanekes yang manis dan legit.

Aroma durian yang khas seolah menjadi jembatan antara pemerintah dan masyarakat adat, menghangatkan percakapan dan menyingkap nilai-nilai keramahan masyarakat Baduy.

Hadir dalam rombongan antara lain perwakilan Dinas Pariwisata (Dispar), Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim), Pemerintah Desa (Pemdes), serta Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Lebak. Kabid Pertanahan Perkim, Wawan Herawan, Kabid Pariwisata Dispar, serta Kepala BPN Lebak, Ahda Johari, S.T., MAP, turut hadir untuk berdialog langsung dengan tokoh adat dan warga Baduy.

Kepala Desa Kanekes, Jaro Oom, menyatakan, Kami merasa bangga dan senang pemerintah mau berkunjung langsung. Ini kesempatan langka untuk berdialog, berbagi cerita, dan saling memahami.

Kami berharap komunikasi dan kerja sama antara Pemkab Lebak dan masyarakat Baduy akan semakin erat, terutama dalam menjaga adat, budaya, dan lingkungan kami, ujar Jaro Oom.

Kepala BPN Lebak, Ahda Johari, S.T., MAP, menambahkan, Kunjungan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat koordinasi terkait pertanahan.

Kami ingin memastikan semua program pembangunan dan penataan wilayah berjalan dengan menghormati tradisi dan kearifan lokal masyarakat Baduy.

Selain ngobrol santai, momen kunjungan ini juga menjadi sarana edukasi bagi pejabat daerah untuk memahami kehidupan Baduy yang sederhana namun kaya nilai.

Dari cara masyarakat mengelola lahan pertanian, menjaga hutan, hingga tradisi gotong royong yang kental, semua menjadi inspirasi untuk pembangunan yang selaras antara modernisasi dan kearifan lokal.

Dialog ini juga menegaskan bahwa pengembangan pariwisata di wilayah Baduy bukan hanya soal promosi, tetapi juga menjaga kelestarian alam dan budaya.

Keakraban terlihat jelas saat warga dan pejabat berbagi durian dan kopi, saling tertawa, dan menanyakan kondisi sehari-hari masyarakat.

Kunjungan ditutup dengan suasana hangat, penuh kebersamaan dan rasa saling menghargai.

Momen ini menunjukkan bahwa dengan komunikasi yang terbuka, penghormatan terhadap adat, dan kesediaan belajar dari tradisi, pemerintah dan masyarakat adat bisa berjalan berdampingan, menjaga budaya sekaligus mendukung pembangunan daerah.

(Apiyudin)