Targetberita.co.id Surabaya – Jawa Timur, Ika Wahyu Amelia, mahasiswi S-1 Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), dinobatkan sebagai Wisudawan Terbaik Universitas Negeri Surabaya (Unesa) periode ke-117 pada 11 November 2025 lalu. Ika lulus dengan IPK 3,93 atau magna cumlaude.
Kisah kehidupan dan perjuangannya cukup menarik.
Ika, yang merupakan anak pekerja pabrik, membuktikan bahwa dengan kesungguhan dan niat belajar, keterbatasan dapat berubah menjadi pencapaian gemilang.
Menjadi yang terbaik sebenarnya tidak pernah menjadi targetnya. Ia hanya ingin kuliah untuk mencari ilmu dan pengalaman.
Karena itu, saat menjalani perkuliahan, ia mengalir saja.
” Tapi di tiap semester, saya selalu belajar dan evaluasi diri biar bisa lebih baik,” ujarnya, dikutip dari laman resmi Unesa, Kamis (20/11/2025).
Ika lahir dan besar di Gresik. Ia tumbuh sebagai anak tunggal dari pasangan pekerja pabrik yang tidak mengenyam bangku kuliah.
Meski hidup sederhana, kedua orang tuanya selalu memberi dukungan penuh untuk pendidikan anaknya.
Ketika keinginan untuk kuliah muncul, persoalan ekonomi sempat membuat langkahnya ragu.
Namun, Ika memilih berjuang. Ia mencari informasi beasiswa, menyiapkan berkas sendiri, dan mendaftar program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
“Saya beranikan diri daftar, alhamdulillah keterima.
Itu meringankan beban orang tua saya banget,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Perjalanannya di dunia akuntansi dimulai sejak duduk di bangku SMK Yapalis Krian, jurusan Akuntansi.
Dari situ, ia menemukan ketertarikan mendalam pada angka dan analisis. Ia menyukai berbagai hal yang berhubungan dengan perhitungan.
“Ketika diterima di Unesa pada 2021, saya merasa jalan menjadi pendidik akuntansi itu semakin jelas dan nyata,” ungkapnya.
Ia memanfaatkan waktu luang dengan membuka les privat di rumah untuk siswa SD, SMP, SMA, hingga SMK.
“Sebelum program Kampus Mengajar, saya memang sudah jadi guru privat.
Kalau anak SD–SMP saya ajari pelajaran umum, kalau SMA–SMK fokusnya akuntansi,” tuturnya.
Dari aktivitas itu, ia tidak hanya menambah penghasilan tetapi juga menemukan panggilan hatinya sebagai pendidik. Ini sejalan dengan motto hidupnya: *kalau kamu punya ilmu, bantulah dan sebarkan kepada orang lain.*
Ia bahkan tidak membuka les besar-besaran, melainkan hanya mengajak teman-teman sejurusan berdiskusi.
“Banyak teman dari luar jurusan akuntansi yang belum paham dasar-dasarnya. Kalau mereka tanya, saya bantu jelaskan. Buat saya, ilmu nggak akan habis kalau dibagi,” ungkapnya.
Ketekunan dan kepeduliannya terhadap pendidikan membawanya ke berbagai pengalaman lapangan.
Ika menjadi peserta Kampus Mengajar Angkatan 7 di SDN 175 Gresik, membantu siswa sekolah dasar belajar literasi, numerasi, dan adaptasi teknologi.
Setelah itu, Ika menjalani Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) di SMKN 1 Surabaya, mengajar mata pelajaran Akuntansi dan Keuangan Lembaga (AKL) untuk tiga jenjang sekaligus: kelas 10, 11, dan 12.
Ia juga dipercaya menjadi pembimbing siswa Lomba Kompetensi Siswa (LKS) jurusan AKL.
(Red)













