logo tb
BeritaDaerahJawa TengahNasionalNewsPendidikanSalatigaTerkini

Apresiasi Mahasiswa Kritis di Era Disrupsi, Rektor UKSW: Tunjukkan Kampus Hebat!

90
×

Apresiasi Mahasiswa Kritis di Era Disrupsi, Rektor UKSW: Tunjukkan Kampus Hebat!

Sebarkan artikel ini

Targetberita.co.id Salatiga – Jawa Tengah, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga mendadak menjadi lautan aksi protes pada Senin (5/5/2025). Ribuan mahasiswa dan puluhan dosen dari tiga fakultas berbeda, yaitu Fakultas Teknologi Informasi (FTI), Fakultas Hukum (FH), dan Fakultas Teologi (FT), turun ke jalan dengan tuntutan yang membakar semangat perubahan.

FTI dengan ciri khas kaus biru mereka, bergerak dari kampus Diponegoro menuju kampus Kartini sambil membawa spanduk dan menyuarakan orasi melalui mobil sound system.

Dekan FTI, Prof. Danny Manongga, dengan nada geram mengungkapkan bahwa fasilitas perkuliahan saat ini jauh dari kata layak.

“Kita ini fakultas besar, penyumbang dana signifikan! Tapi fasilitas internet saja ‘amburadul’,” tegasnya.

Resmi, UKSW Salatiga Buka Prodi Kedokteran Program Sarjana dan Profesi
Tak hanya itu, ia juga menuding adanya arogansi pimpinan universitas yang telah mencoret berbagai usulan penting fakultas, termasuk rencana promosi.

Puncaknya, FTI menuntut adanya audit keuangan, mencurigai adanya praktik “sapi perah” oleh pimpinan UKSW terhadap fakultas mereka.

Gelombang protes serupa juga terjadi di kampus Jalan Diponegoro, di mana mahasiswa dan dosen FH serta Fakultas Teologi menyuarakan ketidaknyamanan atas “arogansi” kepemimpinan UKSW.

Bahkan, FH sebelumnya telah melakukan aksi longmarch pada Jumat (2/5/2025) sebagai bentuk penolakan terhadap pergantian dekan dan jajaran pimpinan fakultas yang dinilai sewenang-wenang dan tidak menjunjung tinggi nilai-nilai universitas.

Koordinator aksi FH, Rezky Passiuola, menyebutkan bahwa Surat Keputusan (SK) Rektor terkait penggantian tersebut dikeluarkan secara tiba-tiba pada tengah malam dan langsung berlaku keesokan harinya, tanpa ada komunikasi yang jelas.

Menanggapi gejolak yang melanda kampusnya, Rektor UKSW Prof. Intyas Utami akhirnya buka suara. Ia menjelaskan bahwa pergantian pejabat, termasuk di FH telah melalui proses evaluasi.

Prof. Umbu Rauta diharapkan fokus pada tugasnya sebagai Guru Besar, sementara mantan Wakil Dekan FH diberikan kesempatan untuk studi doktoral. Rektor juga menyebutkan bahwa Dekan FH yang baru telah membentuk susunan pejabat struktural yang baru sebagai bagian dari “rotasi kepemimpinan yang alamiah.”

Terkait tuntutan FTI, Rektor mengklaim bahwa penambahan komputer dan perbaikan infrastruktur kelas tematik telah dilakukan, termasuk perbaikan jalan menuju kampus FTI. Mengenai isu Fakultas Teologi, rektor membantah adanya pemberhentian Pendeta Rama Tulus, melainkan yang bersangkutan mengajukan pengunduran diri.

Meskipun Rektor telah memberikan tanggapan, aksi demonstrasi serentak dari tiga fakultas ini jelas menunjukkan adanya ketidakpuasan yang mendalam di kalangan sivitas akademika UKSW.

Tuntutan akan transparansi keuangan, perbaikan fasilitas, dan gaya kepemimpinan yang lebih baik menjadi sorotan utama. Apakah “kampus hebat tanpa sekat” ini akan benar-benar mendengarkan aspirasi para mahasiswanya dan melakukan perubahan signifikan ataukah gejolak ini akan terus berlanjut?

(Red)