Targetberita.co.id Depok – Jawa Barat, Bahar bin Smith mendatangi Studio Soneta di Jalan Tole Iskandar, Sukamaju, Cilodong, Depok, pada Minggu (27/7/2025), untuk menyuarakan penolakan terhadap pelantikan organisasi Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) se-Jabodetabek
Dalam keterangannya, Habib Bahar mengaku seharusnya memiliki jadwal mengisi pengajian ibu-ibu, namun tetap menyempatkan diri datang demi menyampaikan sikapnya terhadap kegiatan tersebut.
“Saya ada pengajian ibu-ibu, saya mau ngajar. Saya semalam sudah datang ke Polres. Mereka mau pengajian silakan, tapi jangan ada pelantikan,” tegas Bahar kepada awak media.
Prihatin Atas Sikap PWI LS
Penolakan ini disebut Bahar sebagai bentuk keprihatinannya atas sikap PWI LS yang dinilainya memecah belah umat. Ia menilai kelompok tersebut telah memicu konflik dan melakukan tindakan yang menciderai ukhuwah islamiyah.
“Ana (saya) sayang, menegakkan keadilan semata-mata karena cinta terhadap bangsa,” ujarnya.
Kedatangan Bahar ke lokasi pelantikan berlangsung damai dan dalam pengawalan aparat gabungan dari TNI dan Polri. Demi mencegah bentrokan, pihak kepolisian dan TNI mengarahkan rombongan Bahar untuk berdialog di Polres Metro Depok.
Dialog tersebut turut melibatkan Kapolres Metro Depok Komisaris Besar Abdul Waras serta Dandim 0508/Depok Kolonel (Inf) Iman Widhiarto.
Di Pemalang Sebuah Traged
Bahar Bin Smith. (Tangkapan layar YouTube)
Sementara itu, Ketua PWI LS Depok, Muhammad Jufri Halim, menjelaskan bahwa organisasinya tidak memiliki niat memecah belah umat. Ia menegaskan bahwa PWI LS hadir untuk memperkuat visi keislaman dan keindonesiaan.
“Sesungguhnya kita punya saudara-saudara yang mungkin sedang terkontaminasi. Ibaratnya, kita butuh vaksin. Maka kita akan masuk ke majelis-majelis dan membantu mengembalikan cara berpikir saudara-saudara kita ke jalan ahlussunnah wal jamaah,” ungkap Jufri.
Terkait bentrok antara PWI LS dengan Front Persaudaraan Islam (FPI) yang terjadi beberapa hari sebelumnya di acara Safari Dakwah di Pemalang, Jufri menyebut insiden itu sebagai tragedi yang tidak seharusnya terjadi.
“Apa yang terjadi di Pemalang itu semata-mata sebuah tragedi. Tentu saja tidak bisa kita salahkan satu pihak saja, dua-duanya tentu saja harus saling introspeksi,” ujarnya.
Ia pun menyayangkan adanya korban dalam kejadian tersebut.
“Sayang sekali, karena yang jadi korban adalah saudara kita sendiri,” tutup Jufri.
(Red)