Targetberita.co.id Jakarta, BAPPISUS dalam konteks ini menjadi simbol moral baru. Bukan lembaga superpower, melainkan watchdog yang bergerak cepat, berkoordinasi lintas instansi, dan berani membuka data.
Seperti yang disampaikan Kepala BAPPISUS dalam beberapa forum, “pembangunan tanpa pengawasan adalah undangan bagi penyimpangan.” Kalimat itu kini menjadi semacam mantra baru bagi birokrasi era Prabowo–Gibran.
Refleksi satu tahun pemerintahan ini mengajarkan dua hal. Pertama, bahwa politik persatuan tidak cukup diucapkan, tapi harus diwujudkan melalui mekanisme pemerintahan yang adil dan bersih.
Kedua, bahwa pengawasan yang kuat seperti BAPPISUS justru memperkuat legitimasi pemerintah di mata publik, karena rakyat kini menuntut kecepatan dan integritas, bukan sekadar janji dan citra.
Pemerintahan Prabowo-Gibran mungkin belum sempurna. Tetapi arah perubahannya jelas: dari politik pencitraan menuju politik kinerja. Dan bila arah ini konsisten, maka BAPPISUS bukan sekadar lembaga teknokratis, melainkan simbol kebangkitan tata kelola baru, yang menempatkan kejujuran dan efektivitas sebagai dua sisi mata uang yang sama.
Setahun pemerintahan Prabowo-Gibran bukan sekadar soal stabilitas ekonomi dan politik, melainkan tentang bagaimana negara membangun trust baru melalui mekanisme pengawasan yang modern dan inklusif.
BAPPISUS adalah representasi konkret dari semangat itu, bekerja senyap, tapi berdampak nyata.
(Agus)













