logo tb
BeritaJakartaMetropolitanNasionalNewsTerkiniTNI / POLRI

Belajar dari Kasus Mid-Air Collision di AS, Puspenerbal Perketat Prosedur Penerbangan

22
×

Belajar dari Kasus Mid-Air Collision di AS, Puspenerbal Perketat Prosedur Penerbangan

Sebarkan artikel ini

Targetberita.co.id Jakarta, Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) memperketat prosedur penerbangan sebagai langkah antisipasi potensi insiden di udara.

Langkah tersebut diambil usai mempelajari kasus tabrakan di udara (mid-air collision) antara helikopter militer dan pesawat sipil yang terjadi di atas Sungai Potomac, Amerika Serikat (AS), beberapa waktu lalu.

Wing Udara 2 Puspenerbal pun menggelar pertemuan di Lanudal Juanda, Sidoarjo, Kamis (14/8) yang membahas prosedur keamanan penerbangan sekaligus membedah kronologi dan penyebab kecelakaan fatal di AS.

Kepala Seksi Keselamatan Terbang dan Kerja (Kasi Lambangja) Wing Udara 2, Mayor Laut (P) Panji Yustiaji, memaparkan insiden mid-air collision di AS dipicu oleh kesalahan koordinasi dan rendahnya situational awareness kru, yang berujung pada korban jiwa dan kerusakan parah.

“Dari kasus ini, kita belajar pentingnya komunikasi yang jelas, kepatuhan penuh pada prosedur, serta kewaspadaan di setiap fase penerbangan,” ujarnya, dikutip dari keterangan Dispen Puspenerbal, Jumat (15/8/2025).

Sementara Komandan Wing Udara 2, Kolonel Laut (P) Adam Firmansyah, menegaskan keselamatan penerbangan adalah tanggung jawab bersama. Ia meminta seluruh personel untuk membangun budaya asertif, di mana setiap kejadian sekecil apa pun harus dicatat dan dilaporkan.

“Satu kelalaian kecil bisa berdampak besar. Koordinasi, kewaspadaan, dan keterbukaan untuk saling mengingatkan adalah kunci utama mencegah insiden,” tegasnya.

Dengan pembelajaran dari kasus internasional tersebut, Adam berharap seluruh jajaran Puspenerbal dapat meningkatkan disiplin, keterampilan, dan kepekaan dalam setiap misi, sehingga keselamatan penerbangan TNI AL tetap terjaga di seluruh wilayah operasional.

Insiden mid-air collision di Potomac, AS

Pada 29 Januari 2025, pesawat penumpang Bombardier CRJ-700 milik American Airlines menabrak helikopter militer UH-60 Black Hawk di atas Sungai Potomac, tak jauh dari Bandara Ronald Reagan, Washington DC. Seluruh 67 orang di kedua pesawat tewas.

Investigasi NTSB menyimpulkan tabrakan dipicu kombinasi kesalahan koordinasi, gangguan komunikasi radio, altimeter helikopter yang rusak, dan rendahnya kesadaran situational para kru. Ruang udara padat di sekitar bandara memperburuk situasi, sementara jalur penerbangan helikopter berpotongan dengan jalur pesawat komersial saat pendekatan.

FAA dikritik karena mengabaikan peringatan bahaya serupa selama bertahun-tahun. Insiden ini mendorong penerapan teknologi ADS-B pada helikopter militer di area tersebut, penutupan rute saat landasan tertentu aktif, dan restrukturisasi jalur penerbangan untuk mencegah persilangan dengan pesawat sipil.

Tragedi ini menjadi pengingat pentingnya kepatuhan prosedur, koordinasi yang solid, dan kewaspadaan penuh di wilayah udara padat.

(Agus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *