Targetberita.co.id Jakarta, Tiga tenda berdiri di antara panas aspal dan dinginnya ketidakpedulian.
Di depan Gerbang Pancasila, Gedung DPR RI, sekumpulan warga memilih berkemah.
Hari itu, Senin (7/4/2025), bukan sekadar aksi protes. Itu adalah upaya menjaga nalar kewargaan yang mereka anggap kian dipinggirkan oleh revisi Undang-Undang TNI.
Tenda-tenda itu berwarna merah dan hitam, menghadap langsung ke Jalan Gelora.
Di sekitarnya, tikar-tikar digelar, menjadi alas bagi belasan orang yang memilih membaca buku, berbincang, atau sekadar duduk diam.
Tidak ada poster. Tidak ada teriakan. Hanya ketenangan yang terasa penuh makna.
“Kita dari kolektif masyarakat sipil biasa aja, enggak terikat aliansi manapun,” ujar Al, salah satu peserta aksi.
Aksi berkemah ini bukan yang pertama. Sejak awal Maret, gelombang penolakan terhadap RUU TNI terus bermunculan.
Kali ini, bentuknya lebih senyap, tapi tak kalah kuat. Menurut Al, sejak pagi mereka sudah berada di lokasi.
Misinya satu: mendesak pembatalan RUU TNI yang telah disahkan.
“Tuntutannya kita ingin membatalkan Undang-Undang TNI. Skala prioritasnya di situ. Walaupun masih banyak isu lain, ini yang mendesak,” jelasnya.
(Agus)
