logo tb
BeritaDaerahKab. Gunung KidulNasionalNewsTerkiniYogyakarta

Bupati Gunungkidul Diruwat di Siang Bolong

124
×

Bupati Gunungkidul Diruwat di Siang Bolong

Sebarkan artikel ini

Targetberita.co.id Kab. Gunung Kidul – Daerah Istimewa Yogyakarta, Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih mengikuti tradisi ruwatan wayang kulit di Pendopo Sewoko Projo Wonosari, Sabtu (10/05/2025) siang.

Tradisi ini digelar sebagai wujud pelestarian budaya sekaligus permohonan keselamatan bagi seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan masyarakat.

Ruwatan dimulai pukul 10.30 WIB dan diikuti oleh jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD), para panewu, serta sejumlah tokoh budaya dan masyarakat. Dalang Ki Simun Cermo Joyo tampil membawakan lakon wayang khusus ruwat dalam prosesi tersebut.

Wayang ruwat adalah doa yang dikemas dalam tontonan dan tuntunan. Tradisi ini telah lama dipercaya sebagai cara untuk membersihkan diri dari sukerta atau kesialan,” kata Endah.

Bupati menyebut, ruwatan kali ini tidak hanya dilakukan untuk pribadi, melainkan sebagai simbol pembersihan sukerta seluruh unsur pemerintahan.

Ruwatan ini atas nama Bupati Gunungkidul, untuk memimpin dengan jujur, arif, adil dan bijaksana.

Juga agar seluruh perangkat daerah diberi keselamatan hingga akhir masa tugas. Saya hanya simbolnya, tapi ini untuk semua jajaran OPD dan masyarakat Gunungkidul,” jelasnya.

Wayang ruwat digelar siang hari, dibawakan oleh dalang khusus yang memiliki kapasitas dalam meruwat. Rangkaian prosesi juga mencakup siraman, pemotongan rambut, penyajian sesaji, hingga tirakatan bersama sebagai simbol pembersihan diri.

Ruwatan sendiri merupakan bagian dari tradisi luhur budaya Jawa yang bertujuan menghilangkan kesialan dan malapetaka, ada dua jenis utama ruwatan yakni ruwat diri dan ruwat bumi.

Salah satu bentuk ruwat diri adalah ruwatan bagi anak-anak atau orang yang dianggap masuk golongan sukerta, seperti anak tunggal atau lima bersaudara laki – laki.

Lebih jauh, Bupati Endah menambahkan bahwa kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai edukasi budaya untuk generasi muda.

” Ini juga untuk memperkenalkan bahwa wayang tidak hanya Mahabharata, tapi ada juga Wayang Ruwatan ”, tandasnya.

(Red)