Surabaya, TargetBerita.co.id,- SSC merilis hasil survei elektabilitas calon DPD dari Jawa Timur. Hasilnya, Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti yang maju kembali di Jatim memiliki elektabilitas tertinggi.
“La Nyalla dalam survei kami elektabilitasnya sebagai calon DPD masih unggul dari semua nama,” kata Direktur SSC Mochtar W Oetomo, Kamis (10/8/2023).
Dalam survei SSC pada 15 nama calon DPD Jatim, elektabilitas La Nyalla di angka 20%. Kemudian disusul Ahmad N dengan 8,6%, Emilia Contesa 5,8%, Evi Zaenal Abidin 5%.
Lalu, ada Mantan Ketua KPK Agus Raharjo 4,5%, kemudian Bambang Harianto 3%. Di peringkat ke-8 ada nama Keponakan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yakni Lia Istifhama yang memperoleh 2,5%.
“Sama dengan Lia, elektabilitas Abdul Qodir 2,5%. Di bawahnya ada Ayub Khan 1.8%, serta Catur Rudi Utanto dan Muhammad Trianto masing-mas,ng 1,2% dan 1%,” jelasnya.
“Beberapa nama lainnya hanya memperoleh kurang dari 1% yakni Doddy Dwi Nugroho dan Kunjung Wahyudi yang keduanya kompak memperoleh 0,8%, lalu Adilla Azis dan Kondang Kusumaning Ayu juga memperoleh 0,5%,” lanjutnya.
Mochtar menyebut, rendahnya elektabilitas mayoritas calon DPD dipengaruhi beberapa hal. Mulai kampanye yang belum masif, pemetaan wilayah, serta tidak ada isu yang dibawa untuk masyarakat.
Ia menyebut, calon DPD harus bisa membawa isu yang ada di masyarakat Jatim untuk diperjuangkan. Hal itu bisa memberi dampak positif terhadap elektoral calon DPD.
“Tidak bisa hanya mengandalkan jaringan, popularitas saja. Tapi juga harus ada isu yang dia bawa ke masyarakat untuk kemudian diperjuangkan. Karena DPD ini kan perwakilan daerah, jadi harus tahu betul apa permasalahan, apa keinginan warganya di daerah. Jangan say hello saja menyapa warga,” ujarnya.
Mochtar mengatakan, nama-nama seperti Lia berpeluang lolos menjadi anggota DPD. Sebagai keponakan Khofifah, Lia harus bisa me-maintenance keunggulan politik yang dimilikinya saat ini.
“Lia kan pasti mudah masuk jaringan Fatayat, Muslimat. Tinggal bagaimana pemetaan saja, mana wilayah yang bisa berpotensi memberi suara atau ceruk buat dia. Saya kira Lia punya keunggulan ya, apalagi Bu Khofifah ini masih Gubernur Jatim dan tentu akan membukakan jaringan politiknya ke Lia,” terangnya.
Mochtar menyebut, sebanyak 41,5% responden masih belum menjawab atau menyatakan tidak tahu. Ini bisa menjadi ceruk besar bagi calon DPD yang berkontestasi.
“Undecided voters sebesar ini adalah peluang atau ceruk sangat besar yang masih dapat diperebutkan oleh para Bacalon. Saya kira semua calon peluangnya sama, meski La Nyalla perkiraan saya tetap teratas. Berdasarkan data empirik, perilaku memilih undecided voters ini akan menentukan pilihan pada detik-detik terakhir menjelang hari pencoblosan. Ini yang harus dimanfaatkan,” pungkasnya. (Ricky)