TargetBerita.co.id Pandeglang – Banten,
Kasus pembacokan yang menewaskan pengusaha sawit Aang Humaedi (Medi) di wilayah Kabupaten Pandeglang terus menjadi sorotan publik.
Kini, muncul fakta berbeda dari versi pelaku, setelah saksi dan korban selamat M. Nadi Hidayat (Nedi) membeberkan kronologi sebenarnya kepada media TargetBerita.co.id.
Dalam keterangannya, Nadi menegaskan bahwa tidak ada pengeroyokan seperti yang sempat beredar luas di media sosial.
“Yang terjadi itu murni pembacokan yang dilakukan oleh satu orang, yaitu pelaku bernama Duo,” ujar Nadi saat diwawancarai oleh TargetBerita.co.id.
Menurut penuturan Nadi, peristiwa berdarah itu bermula ketika Aep Sapullah (Eep) menegur sopir truk sawit yang belum diketahui identitasnya.
“Saat itu Aep hanya bertanya dengan sopan, ‘Mang, ini sawit dari blok C bukan?’ Sopir itu menjawab, ‘Iya.’ Tidak ada kata kasar, tidak ada emosi,” jelas Nadi.
Tak lama kemudian, pelaku Duo datang dengan nada tinggi dan langsung menanyakan siapa yang telah memarahi sopirnya.
Medi yang berada di lokasi mencoba menjelaskan bahwa mereka hanya menanyakan asal sawit, bukan memarahi. Namun pelaku tak menerima penjelasan itu.
“Tanpa banyak bicara, Duo langsung mencabut golok dari pinggangnya dan menyerang Medi,” lanjut Nadi.
Pada tebasan pertama, Medi mengalami luka di tangan hingga ibu jari dan telunjuk putus. Melihat kejadian itu, Nadi berusaha melerai, namun malah menjadi sasaran berikutnya.
“Golok Duo mengarah ke paha saya, tapi mengenai HP yang ada di saku depan, mungkin itu yang menyelamatkan saya. Setelah itu, pelaku langsung membacok bagian telapak kaki saya saat saya hendak berlari,” ungkapnya dengan nada bergetar.
Sementara itu, Aep yang mencoba menghentikan pertikaian ikut dibacok hingga luka di bagian tangan dan wajah.
Melihat Medi bersimbah darah, Nadi berusaha menyeretnya ke tempat gelap untuk mencari pertolongan.
Namun sebelum sempat pergi jauh, pelaku kembali mengejar.
“Saat Medi sempat berteriak ‘awas Nad!’, justru itu membuat Duo mengetahui tempat persembunyian Medi. Duo langsung mendatangi Medi dan membacoknya berkali-kali hingga meninggal dunia di lokasi,” ujar Nadi kepada media ini.
Kini, pelaku Duo telah menyerahkan diri ke pihak kepolisian. Keluarga korban menilai kasus ini bukan tindakan spontan, melainkan pembunuhan berencana.
“Kami minta pelaku dihukum seumur hidup atau hukuman mati. Kami percaya polisi akan menegakkan keadilan,” tegas salah satu anggota keluarga korban.
Warga sekitar juga mengecam keras tindakan pelaku yang dinilai kejam dan tidak manusiawi, serta berharap aparat penegak hukum bekerja profesional agar kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak.
(Apiyudin)













