Targetberita.co.id Jakarta, Menutup penghujung tahun 2025, tepatnya pada Senin, 29/12/2025, bertempat di Putri Duyung Ancol, Jakarta, GibranKu Institute menggelar diskusi interaktif dan refleksi akhir tahun sebagai bagian dari konsolidasi gagasan serta penguatan agenda aksi lingkungan berkelanjutan.
Kegiatan ini menjadi penegasan posisi GibranKu Institute sebagai lembaga pemikir (think tank) dan penggerak yang berisi para aktivis, cendekiawan, dan praktisi lintas disiplin ilmu yang secara konsisten mendukung 17 Program Prioritas Nasional serta Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, khususnya pada aspek pembangunan berkelanjutan, ketahanan lingkungan, dan ekonomi hijau.
Mengusung tema “Refleksi dan Rencana Aksi: Terus Merawat Bumi, Mencintai Ibu Pertiwi”, diskusi ini menjadi ruang strategis untuk menerjemahkan visi besar pemerintah ke dalam langkah konkret di tingkat masyarakat.
Tema tersebut selaras dengan Asta Cita, terutama pada poin penguatan ketahanan nasional berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan, pengendalian perubahan iklim, serta pembangunan yang berkeadilan antargenerasi.
Diskusi ini dihadiri oleh sejumlah tokoh dan penggiat lingkungan hidup, di antaranya Ketua Umum GibranKu Institute Ananta Agung Junaedy (Bro Eddy), serta jajaran pengurus dari Yayasan Gerak Peduli Bumi Indonesia (GPBI) Hadir Halim Hutabarat selaku Kepala Divisi Penanaman dan DAS, dan Al Hafiz selaku Kepala Divisi Pengelolaan Limbah dan Sampah, serta para aktivis lingkungan lainnya yang selama ini aktif dalam program rehabilitasi lahan kritis, pengelolaan daerah aliran sungai (DAS), dan pengurangan sampah berbasis masyarakat.
Acara dibuka secara resmi oleh Direktur GibranKu Institute, Bayu Hermawan, yang menegaskan bahwa seluruh inisiatif lembaga ini diarahkan untuk mendukung kebijakan pemerintah di bidang lingkungan hidup.
“Selama satu tahun terakhir, GibranKu Institute bersama Yayasan GPBI dan beberapa pihak telah menjalankan berbagai aksi lingkungan yang sejalan dengan prioritas pemerintah, mulai dari rehabilitasi lahan, penanaman pohon, hingga edukasi pengelolaan sampah. Program-program ini mendapat dukungan dari pemerintah daerah dan berbagai instansi. Ke depan, kami ingin memastikan agenda 2026 semakin terintegrasi dengan arah kebijakan nasional, sebagaimana tertuang dalam Asta Cita dan program hijau pemerintah,” ujar Bayu Hermawan.
Momentum refleksi ini juga dimanfaatkan untuk memperkenalkan jajaran Dewan Pembina GibranKu Institute dan para tokoh pendukung.
Salah satunya adalah Made Hariyantha, Dewan Pembina GibranKu Institute, yang juga menjabat sebagai CEO PT Sarana Pembangunan Bali, dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di industri karbon nasional dan internasional.
Dalam pandangannya, Made menilai bahwa arah kebijakan pemerintah yang menempatkan ekonomi hijau dan transisi energi bersih sebagai prioritas harus didukung oleh aksi nyata di lapangan.
“Asta Cita pemerintah menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Karena itu, kami siap mengawal ide besar hijau bumi melalui program kerja konkret pada 2026. Salah satunya adalah gerakan penanaman satu juta pohon sebagai kontribusi nyata terhadap rehabilitasi lingkungan dan pengendalian krisis iklim,” tegas Made Hariyantha.
Turut hadir Donny Pur, pengusaha perhotelan dan investor pariwisata berbasis alam yang juga menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Sarana Pembangunan Bali, serta Ade Swargo, seorang pakar Manajemen dan Eksekutif perusahaan multinasional dan pernah menjabat petinggi organisasi pecinta lingkungan internasional.
Kehadiran mereka memperkuat perspektif bahwa agenda lingkungan juga memiliki nilai strategis dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan dan pariwisata hijau.
Sementara itu, Ketua Umum GibranKu Ananta Agung Junaedy yang melahirkan dan membentuk GibranKu Institute menekankan pentingnya pelibatan generasi muda dalam mengawal implementasi kebijakan hijau pemerintah.
“Salah satu semangat Asta Cita adalah memastikan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif. Karena itu, rekomendasi dan aksi nyata dari diskusi ini akan kami implementasikan pada 2026 dengan memanfaatkan jejaring anak muda yang telah kami bangun di seluruh Indonesia. Jejaring ini akan kami kolaborasikan dengan tokoh-tokoh senior agar percepatan aksi lingkungan dapat berjalan efektif dan berdampak luas,” ungkapnya.
Sebagai informasi, GibranKu Institute merupakan lembaga think tank yang beranggotakan generasi muda, para ahli, cendekiawan, serta praktisi dari berbagai bidang.
Lembaga ini didirikan untuk menjadi mitra strategis pemerintah dalam memberikan rekomendasi kebijakan, kajian ilmiah, serta aksi nyata guna menyukseskan program nasional, khususnya pada sektor lingkungan hidup, ketahanan iklim, ekonomi hijau, dan pembangunan berkelanjutan.
Ke depan, GibranKu Institute diharapkan menjadi ruang kolaborasi dan inkubasi gagasan hijau bagi generasi muda Indonesia, sekaligus memperkuat partisipasi masyarakat sipil dalam mendukung visi besar pemerintahan Prabowo–Gibran menuju Indonesia yang maju, hijau, dan berdaulat secara ekologis.
(Farid Hidayat)












