Targetberita.co.id Jakarta, Kapal survei hidrografi HMAS Leeuwin (A245), hadir di perairan Nusa Tenggara Timur untuk kerja sama hidro-oseanografi antara Angkatan Laut Australia dan TNI AL, dalam pemetaan laut dan mendukung keselamatan navigasi di kawasan perbatasan.
HMAS Leeuwin merupakan kapal survei kelas Leeuwin, resmi masuk dinas Angkatan Laut Australia pada 27 Mei 2000. Kapal memiliki panjang 71,2 meter, lebar 15,2 meter, draft 4,3 meter, dan displacement antara 2.170–2.205 ton. Ditenagai sistem diesel-elektrik dengan empat generator dan dua motor listrik, kapal ini juga dilengkapi bow-thruster untuk manuver di perairan dangkal.
Fitur survei Leeuwin meliputi alat pemindai kedalaman laut (echo sounder multibeam dan single beam), sonar terpasang di lambung kapal (sonar hull-mounted), serta kapal kecil (survey launch) yang dapat digunakan untuk survei di perairan dangkal.
Fungsi utamanya meliputi pemetaan dasar laut (seafloor mapping), survei navigasi, keselamatan pelayaran, hingga dukungan latihan interoperabilitas dan kerja sama hidro-oseanografi dengan negara sahabat.
Kecepatan maksimal kapal ini kurang lebih 13 knot, dengan jarak jelajah sejauh 18.000 mil laut pada kecepatan 9 knot. Kru kapal sekitar 46 personel, dipimpin oleh Komandan Shawn Poing-Destre.
HMAS Leeuwin sebelumnya pernah berkunjung ke Indonesia, termasuk pada 2018 di Tanjung Priok, Jakarta, untuk kerja sama hidro-oseanografi bersama TNI AL.
Kehadiran kapal ini kembali menegaskan komitmen Australia dalam mendukung keamanan dan keselamatan maritim di kawasan perbatasan.
Tahun ini, HMAS Leeuwin terlibat latihan bersama Cassowary Exercise (Cassoex) dan Coordinated Hydrographic Survey Exercise (CHSE) yang berlangsung pada 10-16 November, di perairan NTT.
“Latihan ini fokus meningkatkan interoperabilitas, memperkuat profesionalisme, serta memperdalam kerja sama di bidang survei hidrografi dan keselamatan navigasi maritim antara kedua negara,” ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Tunggul dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Selain HMAS Leeuwin, TNI AL turut melibatkan dua kapal perangnya dalam latihan ini, yaitu KRI Spica-934 dan KRI Bawal-875. Zona latihan berada di perairan perbatasan Indonesia-Australia di Nusa Tenggara Timur, termasuk jalur strategis sekitar Pulau Rote.
(Agus)













