logo tb
BantenBeritaDaerahLebakNasionalNewsTerkini

Keheningan Pagi Menyatu dalam Saguh Ritual dan Kebersamaan

227
×

Keheningan Pagi Menyatu dalam Saguh Ritual dan Kebersamaan

Sebarkan artikel ini

Targetberita.co.id Serang – Banten, Fajar baru saja menyingsing ketika barisan 1.769 anggota masyarakat adat Baduy melangkah tenang di halaman Kantor Gubernur Banten. Balutan pakaian tradisional serba hitam dengan destar biru tua serta selendang putih yang sederhana menyiratkan kesucian niat mereka, tepat di bawah naungan pohon trembesi tua yang menaungi rumah negara Provinsi Banten, rombongan Seba Baduy bersiap untuk ritual terakhir sebelum berkunjung ke Kantor Bupati Serang, Minggu (4/5/2025).

Suasana hening pecah oleh sapaan hangat Gubernur Banten, Andra Soni, beserta Ibu Hj. Lilis Andriani Soni. Dengan senyum ramah, Andra Soni mengundang seluruh rombongan duduk melingkar di atas tikar hijau yang telah disiapkan.

Di antara kerak nasi liwet yang harum dan kue basah khas Banten, terjalin dialog singkat namun sarat makna tentang penghormatan kepada leluhur Baduy dan keindahan keberagaman. Ibu Lilis menambahkan harapan agar pertemuan ini membuka ruang dialog yang tulus antar budaya, antara warga Baduy, birokrasi, dan masyarakat luas.

Keheningan pagi semakin sakral tatkala salah satu tetua adat, Pak Ujang, berdiri perlahan untuk memanjatkan doa syukur atas berkah alam dan keamanan perjalanan.

Usai santap bersama, rombongan melepas jejak kaki telanjang di jalan beraspal, berjalan tertib diiringi barisan pengawal adat dan aparat keamanan. Di sepanjang rute menuju Kantor Bupati Serang, tepuk tangan pelan warga setempat menyambut hangat, sementara beberapa mengabadikan momen lewat bidikan ponsel.

Tepat pukul sembilan pagi, pintu gerbang Kantor Bupati Serang terbuka lebar. Bupati Serang, Ibu Hj. Ratu Tatu Chasanah, SE, menyambut dengan hormat di pelataran utama, mengenakan kebaya lembut yang memancarkan kelembutan.

Di bawah lampu gantung megah, upacara adat mini berlangsung: percikan air suci dan taburan beras kuning menjadi simbol restu pemerintah daerah, sementara Gubernur Andra Soni turut berbaur mengucap salam adat dan merekam detik–detik bersejarah.

Kehadiran rombongan Seba Baduy tidak sekadar ritual tahunan untuk menghormati sesepuh dan penguasa setempat, melainkan cermin keinginan masyarakat adat agar hak-hak kawasan adat diakui, hasil bumi dan kerajinan Baduy mendapatkan ruang pasar yang lebih luas, serta semangat toleransi terus kokoh di Provinsi Banten.

Sekitar pukul sembilan tiga puluh pagi, prosesi adat usai, dan rombongan kembali melangkah pulang ke kampung halaman mereka. Setiap langkah yang mereka ambil ke arah pulang membawa serta doa dan harapan demi masa depan yang lebih bersatu, bahwa dalam kesederhanaan dan keheningan, budaya mampu menyatukan dan menguatkan.

(Apiyudin / Ahmad Sungkawa)