logo tb
BeritaInternasionalKorea UtaraNewsPyongyangTerkini

Korea Utara Pamerkan Kapal Perang Canggih 5.000 Ton

191
×

Korea Utara Pamerkan Kapal Perang Canggih 5.000 Ton

Sebarkan artikel ini

Targetberita.co.id Pyongyang – Korea Utara, semakin menunjukkan kegarangannya setelah belum lama ini memamerkan kapal perang perusak yang diklaim memiliki persenjataan canggih yang mampu menyaingi militer dunia barat.

Kapal itu disebut-sebut sebagai yang pertama dalam serangkaian kapal bersenjata berat, dan diklaim dapat meluncurkan rudal balistik berkemampuan nuklir.

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un telah mengungkap, kapal perusak angkatan laut baru yang tampaknya dapat meluncurkan rudal balistik berkemampuan nuklir.

Ia menyebut, kapal perang tersebut merupakan kemajuan signifikan terhadap tujuannya untuk memperluas jangkauan operasional dan kemampuan serangan pendahuluan militernya.

Menurut Kim, pembangunan senjata yang berkelanjutan di negaranya merupakan respons terhadap ancaman yang dirasakan dari AS dan sekutunya di kawasan tersebut, yang telah mengadakan latihan militer.

Ia berjanji untuk menanggapi dengan tegas krisis geopolitik ini dan perkembangan yang sedang berlangsung menurut pidatonya yang disiarkan oleh kantor berita negara KCNA.

Kapal perusak serbaguna baru ini berbobot 5.000 ton, dan disebut-sebut sebagai yang pertama dalam kelas baru kapal perang bersenjata berat.

“Dia dilengkapi dengan senjata paling kuat dan dibangun dalam waktu sekitar 400 hari,” ungkap Jo Chun Ryong, seorang sekretaris di Partai Pekerja yang berkuasa, menyitir Sky News.

Kapal perang itu dirancang untuk menangani berbagai sistem persenjataan, termasuk senjata anti-udara dan anti-laut, serta rudal balistik dan jelajah berkemampuan nuklir.

Kapal selam bertenaga nuklir akan menjadi langkah besar berikutnya dalam memperkuat angkatan lautnya, pemimpin Korea Utara itu menambahkan.

Beberapa ahli mempertanyakan apakah negara tertutup dan dianggap miskin itu mampu mengembangkan kemampuan canggih tersebut tanpa adanya bantuan asing.

Ketegangan regional meningkat karena Korea Utara terus memamerkan kemampuan militernya sambil juga membantu Rusia dalam perangnya di Ukraina.

(Red)