logo tb
BeritaJakartaMetropolitanNasionalNewsTerkiniTNI / POLRI

Lapas Salemba Gandeng BNN dan Polres Jakarta Pusat Cegah Peredaran Narkotika

13
×

Lapas Salemba Gandeng BNN dan Polres Jakarta Pusat Cegah Peredaran Narkotika

Sebarkan artikel ini

Targetberita.co.id Jakarta Pusat, Dalam meningkatkan upaya pencegahan gangguan keamanan dan peredaran narkotika di lingkungan warga binaan pemasyarakatan (WBP), Lapas Salemba Gandeng BNN dan Polres Jakarta Pusat Cegah Peredaran Narkotika.

Kepala Lapas Kelas IIA Salemba, Muhammad Fadil mengatakan pencegahan dilakukan dengan rutin mengadakan inspeksi mendadak (Sidak) pada seluruh blok hunian WBP.

Dalam Sidak ini satu per satu sel WBP di Lapas Kelas IIA Salemba diperiksa untuk memastikan tidak ada barang-barang terlarang seperti handphone, senjata tajam, hingga narkotika.

“Hasilnya sejauh ini tidak ditemukan barang-barang terlarang maupun narkotika. Tapi kita akan terus melakukan kegiatan pencegahan serupa,” kata Fadil di Jakarta Pusat, Jumat (4/7/2025).

Selain melalui Sidak yang tidak terjadwal, upaya pencegahan turut melibatkan jajaran Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Polres Jakarta Pusat Polsek Cempaka Putih.

Secara berkala WBP di Lapas Kelas IIA Salemba dicek urine untuk memastikan bahwa mereka tidak mengkonsumsi narkotika, hasilnya tidak ditemukan ada WBP penyalahguna narkotika.

Selain WBP seluruh petugas di Lapas Kelas IIA Salemba pun turut mengikuti pemeriksaan urine berkala, tujuannya untuk mencegah keterlibatan oknum petugas terlibat peredaran.

“Kalau seandainya ditemukan ada WBP penyalahguna narkotika maka akan kita laporkan ke aparat penegak hukum (APH) terkait, dan kita masukan ke dalam daftar register F,” ujar Fadil.

Register F yakni catatan Lapas terhadap WBP yang melakukan pelanggaran, sanksinya berupa pencabutan sejumlah hak mereka seperti hak mendapatkan remisi atau pengurangan masa tahanan.

Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas (KPLP) Salemba, Dedy Sirait untuk mencegah gangguan keamanan dan peredaran narkotika di pihaknya juga meningkatkan program pembinaan.

Baik kegiatan pembinaan bersifat keagamaan dengan mengundang pemuka agama, dan pembinaan bersifat keterampilan kerja dengan melibatkan berbagai pihak terkait.

Tujuannya agar para WBP dapat menjadi pribadi yang lebih baik, dan ketika bebas mereka bisa kembali diterima di masyarakat karena sudah memiliki keterampilan kerja.

“Tentunya kita juga butuh dukungan dari pihak keluarga para WBP. Agar mereka yang masih menjalani masa hukuman terpacu untuk berubah, tidak mengulangi kesalahan serupa,” tutur Dedy.

(Farid Hidayat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *