logo tb
BeritaDaerahIndiaInternasionalNewsTerkini

Perkuat Industri Pertahanan Dalam Negeri, India Tolak Beli Jet Tempur F-35 Buatan AS

59
×

Perkuat Industri Pertahanan Dalam Negeri, India Tolak Beli Jet Tempur F-35 Buatan AS

Sebarkan artikel ini

Targetberita.co.id New Delhi – India, Pemerintah India telah memberi tahu pejabat Amerika Serikat bahwa mereka tidak tertarik untuk membeli pesawat tempur F-35. Dikutip dari beberapa sumber, pemerintahan Modi tampaknya enggan mengejar impor kelas atas tanpa jaminan produksi lokal dan akses teknologi.

Dalam upayanya negosiasi tarif dagang dengan AS, India lebih mempertimbangkan untuk meningkatkan pembelian gas alamnya dari AS dan meningkatkan impor peralatan komunikasi dan emas. Presiden AS Donald Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada India karena membeli energi dan senjata Rusia.

Sumber dari pemerintah India kepada Bloomberg mengatakan bahwa peningkatan pembelian ini dapat membantu mempersempit surplus perdagangan India dengan AS selama tiga hingga empat tahun ke depan.

Tidak ada pembelian pertahanan yang direncanakan.

“Pemerintah lebih tertarik pada kemitraan yang berfokus pada perancangan dan manufaktur bersama alutsista di dalam negeri,” ujar seorang pejabat kepada Bloomberg.

Sikap ini sejalan dengan tujuan India yang lebih luas untuk memperkuat kapabilitas dalam negeri melalui inisiatif ‘Buatan India’.

Ketika lobi Washington semakin keras menekan India agar meningkatkan impor pertahanan, Pemerintah India lebih tertarik pada kemitraan yang berfokus pada perancangan dan pembuatan bersama peralatan pertahanan di dalam negeri.

Sementara AS hanya menawarkan opsi yang sangat terbatas untuk kustomisasi pesawat tersebut.

Militarywatchmagazine melaporkan, setelah hampir satu dekade seruan Washington memasarkan F-35 ke India, AS mengintensifkan upaya untuk melakukannya pada bulan Februari, dengan Presiden Donald Trump secara pribadi menawarkan pesawat tersebut sebagai bagian dari kemitraan strategis dan pertahanan yang lebih luas.

Penolakan resmi India terhadap F-35 ini menyusul pengenaan tarif baru oleh AS sebesar 25%, yang memperburuk hubungan dua negara.

Selain itu, pekan sebelumnya terjadi insiden larangan terbang jet tempur F-35B milik Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang mendarat darurat di Bandara Thiruvananthapuram di India selatan selama 39 hari.

Insiden ini telah membuat publik meragukan keandalan F-35 karena kompleksitas pemeliharaannya.

Hal ini menuai ejekan dari netizen dan media di negara Asia Selatan tersebut.

Sebelumnya, India menganggap F-35 tidak mungkin untuk dibeli, terutama karena kontrol ekstensif yang diberlakukan AS terhadap penggunaan pesawat tempurnya.

Mantan Marsekal Udara Anil Chopra merangkum kekhawatiran India yang ada pada bulan Februari dengan menyatakan bahwa Delhi “tetap berhati-hati terhadap kecenderungan AS untuk memberikan tekanan dan mengabaikan sekutu ketika kepentingannya sendiri berbeda dengan kepentingan mereka, serta potensi ekspektasi AS agar India menjauhkan diri dari Rusia.”

Ia menekankan bahwa memilih negara mitra yang andal yang tidak akan memberikan tekanan yang tidak semestinya sangatlah penting.

Secara tegas ia maksudkan sebagai penolakan terhadap F-35. Luasnya kontrol yang diberlakukan telah menimbulkan kekhawatiran bahkan bagi beberapa sekutu terdekat AS di NATO, dengan Inggris dan Israel menjadi satu-satunya klien yang diizinkan memiliki tingkat otonomi yang signifikan dalam cara pesawat tempur mereka dioperasikan.

Penolakan India terhadap tawaran F-35 menandai pergeseran yang jelas menuju kesepakatan pertahanan yang meningkatkan kemandirian nasional dan pertumbuhan industri.

Alternatif Rusia
Sementara itu, dilaporkan defenceindustry.eu, Rusia telah mengajukan alternatif yang lebih sesuai dengan prioritas pertahanan India serta menawarkan transfer teknologi penuh dengan perakitan domestik.

Pada bulan Juli, Moskow menawarkan paket yang mencakup pesawat tempur siluman generasi kelima Su-57E dan pesawat multiperan Su-35M, yang diajukan oleh Rostec dan produsen pesawat Sukhoi.

Sumber yang mengetahui diskusi tersebut mengatakan proposal Rusia mencakup transfer teknologi penuh untuk Su-57E, dengan perakitan domestik direncanakan di pabrik Hindustan Aeronautics Limited di Nashik, yang telah memproduksi lebih dari 220 pesawat tempur Su-30MKI. Tingkat lokalisasi dapat mencapai hingga 60%, memungkinkan integrasi sistem India seperti rudal udara-ke-udara Astra, rudal anti-radiasi Rudram, dan radar AESA Virupaksha.

Pengiriman awal 20 hingga 30 pesawat Su-57E dapat dimulai dalam tiga hingga empat tahun, dengan produksi domestik skala penuh menyusul.

Total kesepakatan tersebut dapat mencakup 70 hingga 100 jet yang dikirimkan hingga awal 2030-an.

Di sisi lain, Rusia telah menawarkan Su-35M sebagai solusi yang lebih cepat untuk mendukung jumlah skuadron India yang semakin berkurang. Rostec mencatat bahwa pesawat ini berbagi hingga 80% komponennya dengan Su-30MKI, yang berpotensi menyederhanakan logistik dan memudahkan transisi pilot.

(Red)