logo tb
BeritaDaerahJayapuraNasionalNewsTerkiniTNI / POLRI

Prajurit TNI AD di Papua Diminta Belajar Nilai Perjuangan dari Marthen Indey

57
×

Prajurit TNI AD di Papua Diminta Belajar Nilai Perjuangan dari Marthen Indey

Sebarkan artikel ini

Targetberita.co.id Kab. Jayapura – Papua, Komandan Korem (Danrem) 172/PWY, Brigjen TNI Tagor Rio Pasaribu meminta generasi penerus khususnya prajurit TNI AD yang bertugas di tanah Papua belajar nilai-nilai perjuangan dari Pahlawan Nasional asal Papua, Marthen Indey.

Hal ini dikatakannya saat ziarah ke makam Marthen Indey yang terletak di Kampung Sabron Yaru, Distrik Sentani Barat Moy, Kab. Jayapura, Papua. Marthen Indey wafat pada tanggal 17 Juni.

“Ziarah ini bukan sekadar rutinitas seremonial, namun sebagai momen refleksi dan penanaman nilai-nilai perjuangan kepada generasi penerus, khususnya prajurit TNI AD yang bertugas di tanah Papua. Kami datang untuk menghormati perjuangan beliau dan semoga semangat nasionalisme serta pengorbanan almarhum menjadi teladan bagi kita semua dalam menjaga keutuhan dan kedamaian Papua,” ujar Tagor dalam keterangannya dikutip dari Pendam XVII/Cenderawasih, Rabu (18/6/2025).

Marthen Indey lahir di Doromena, Papua, 14 Maret 1912 silam, ialah salah seorang putra Papua yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai Pahlawan Nasional Indonesia, bersama dengan dua putra Papua lainnya, yaitu Frans Kaisiepo dan Silas Papare.

Sebelum berjuang bersama para pejuang, pada Februari 1941, Marthen Indey awalnya seorang polisi Belanda. Marthen adalah lulusan sekolah polisi di Sukabumi. Saat kembali ke Papua, ia ditugaskan untuk mengawasi tokoh-tokoh pejuang Indonesia yang diasingkan Belanda ke Digoel.

Di tempat inilah Marthen mulai berkenalan dengan tokoh-tokoh pejuang sehingga membangkitkan semangat kebangsaan Indonesia dari dalam dirinya. Ia pun merencanakan pemberontakan bersama 31 orang agen polisi bawahannya untuk menangkap orang-orang Belanda.

Namun rencananya bocor, akibatnya, Marthen bersama anak buahnya menjalani hukuman selama delapan bulan di Pesnamman.

Pada 1946, Marthen bergabung dengan organisasi politik bernama Komite Indonesia Merdeka (KIM), yang kemudian dikenal dengan sebutan Partai Indonesia Merdeka (PIM). Kemudian, pada 1962 Marthen bergerilya menyelamatkan anggota RPKAD yang didaratkan di Papua selama masa Tri Komando Rakyat (Trikora).

Di tahun yang sama, Marthen menyampaikan Piagam Kota Baru yang berisi mengenai keinginan kuat penduduk Papua untuk tetap setia pada wilayah kesatuan Indonesia. Akhirnya, Irian Barat resmi bergabung dengan wilayah kesatuan Indonesia dan berganti nama menjadi Irian Jaya.

(Red)