logo tb
BeritaDaerahHukumJogyakartaNasionalNewsTerkiniTNI / POLRI

PT HMS Sebagai Travel Umrah Diduga Tipu Jamaah Hingga Rp 14 M

199
×

PT HMS Sebagai Travel Umrah Diduga Tipu Jamaah Hingga Rp 14 M

Sebarkan artikel ini

Targetberita.co.id Jogyakarta, Polisi menyita sejumlah barang bukti dalam kasus ini, termasuk sebuah mobil Toyota Alphard yang diduga dibeli menggunakan uang hasil penggelapan.

Indri Dapsari kini dijerat Pasal 378 KUHP tentang penipuan dan Pasal 372 KUHP tentang penggelapan, dengan ancaman hukuman maksimal empat tahun penjara.

PT. Hasanah Magna Safari sendiri terdaftar secara resmi sebagai penyelenggara perjalanan umrah di Kementerian Agama sejak Juli 2023, namun izin tersebut kini menjadi sorotan karena dugaan penyelewengan oleh pemiliknya.

Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih agen perjalanan umrah agar tidak menjadi korban penipuan serupa.

Berikut Indri Dapsari, sosok bos travel umrah yang tipu jemaah hingga merugi Rp 14 miliar

Indri Dapsari merupakan pemilik PT. Hasanah Magna Safari (HMS)l yang beramat di Jalan Deresan I No.5B, Karang Gayam, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

PT. HMS terdaftar secara resmi di sistem Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah Kementerian Agama sejak 13/07/2023.

ia merupakan wanita kelahiran 1979 silam atau kini berusia 46 tahun.

Indri Dapsari tinggal di Mergangsan, Kota Yogyakarta

Dalam urusan akademis, Indri Dapsari menuliskan sebagai lulusan Sarjana Psikologi.

Indri Dapsari, pemilik PT. Hasanah Magna Safari (HMS), ditetapkan sebagai tersangka kasus penipuan dan penggelapan yang merugikan ratusan calon jemaah umrah dengan total kerugian mencapai Rp. 14,2 miliar.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda DIY, Kombes Pol FX Endriadi, mengungkapkan bahwa sebanyak 291 jemaah belum diberangkatkan oleh PT. HMS sejak Desember 2024 hingga April 2025.

Para korban telah membayar biaya perjalanan umrah dan haji furoda, tetapi fasilitas dan keberangkatan yang dijanjikan tidak terpenuhi.

“Modus tersangka adalah menawarkan paket umrah dengan harga Rp. 48 juta dan Rp. 33 juta. Uang telah dibayarkan melalui transfer, tetapi keberangkatan tidak pernah terwujud,” ujar Kombes Endriadi, Kamis (23/1/2025).

Kasus tersebut bermula dari laporan seorang korban bernama Yashinta Yustisia Yasmine ke Polda DIY pada 28 November 2024. Yashinta memesan delapan paket umrah kelas bisnis seharga Rp 438 juta dan telah melunasi pembayaran pada Februari 2024. Namun, hingga November 2024, keberangkatan tidak kunjung terealisasi.

“Sudah dibuat perjanjian baru, tetapi sampai 28 November janji itu tetap tidak dipenuhi,” kata Yashinta. Ia juga mengaku mendengar cerita dari sejumlah korban lain mengenai buruknya pengelolaan jemaah oleh PT. HMS, termasuk kasus jemaah yang ditelantarkan dan harus pulang sendiri.

Selain menawarkan paket umrah murah, Indri Dapsari juga menjalankan skema investasi pembiayaan tiket pesawat jamaah di Kulon Progo. Awalnya, skema ini berjalan lancar, namun pada periode ke-10, cek pembayaran dari Indri tidak dapat dicairkan.

“Dana dari korban digunakan untuk membayar investor lain dan keperluan pribadi, termasuk uang muka pembelian mobil,” ungkap Endriadi.

(Red)