Targetberita.co.id Lebak – Banten, Ribuan warga Baduy, baik dari Baduy Dalam maupun Baduy Luar, tumpah ruah memadati jalanan Kota Rangkasbitung dalam aksi budaya yang berlangsung khidmat dan bersejarah, Jumat (2/5/2025).
Mengenakan iket kepala khas berwarna putih dan biru, serta pakaian adat serba hitam dan putih, mereka berjalan tertib menuju pusat pemerintahan Kabupaten Lebak untuk menyuarakan pesan moral dan budaya kepada para pemimpin daerah.
Rombongan besar tersebut disambut langsung oleh Wakil Bupati Kabupaten Lebak, H. Amir Hamzah, yang hadir didampingi oleh Komandan Kodim (Dandim) dan Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Lebak.
Kehadiran mereka menjadi simbol komitmen pemerintah dalam menjaga silaturahmi dan merawat nilai-nilai luhur yang dipegang teguh masyarakat adat Baduy.
Lautan manusia dengan iket biru dan putih tampak mendominasi sepanjang ruas jalan. Mereka datang dari berbagai kampung adat, membawa semangat persatuan, keteguhan, dan kesetiaan terhadap amanah leluhur.
Beberapa dari mereka membawa tongkat bambu tinggi, sebagai simbol penjaga nilai dan kekuatan spiritual yang diwariskan turun-temurun.
Dalam sambutannya di hadapan ribuan peserta, H. Amir Hamzah menyampaikan rasa hormat dan kebanggaannya atas konsistensi masyarakat Baduy dalam menjaga adat dan budaya di tengah arus modernisasi yang deras.
“Kami, pemerintah daerah, menghargai setinggi-tingginya langkah masyarakat adat Baduy yang datang hari ini. Ini bukan hanya bentuk silaturahmi, tetapi juga pengingat bagi kita semua bahwa akar budaya dan adat istiadat adalah fondasi bagi masa depan bangsa,” ujar H. Amir Hamzah dengan nada penuh empati.
Pemerintah Kabupaten Lebak, lanjutnya, akan terus berada di sisi masyarakat adat dalam menjaga tanah ulayat, melindungi hak-hak kolektif mereka, dan memastikan kearifan lokal tidak terkikis oleh zaman.
Acara yang dikawal ketat namun bersahabat oleh jajaran TNI, Polri dan Satpol PP ini berlangsung damai dan tertib. Tidak ada insiden berarti yang terjadi, bahkan suasana dipenuhi oleh nuansa penghormatan dan persaudaraan.
Sebagai bagian dari aksi ini, para tokoh adat juga menyampaikan petisi budaya kepada pemerintah daerah.
Isi petisi menekankan pentingnya perlindungan terhadap tanah adat, penolakan terhadap campur tangan politik dalam urusan internal adat, serta penguatan pendidikan adat bagi generasi muda.
Aksi budaya ini kemudian ditutup dengan doa bersama yang dipimpin para tetua adat. Ribuan peserta duduk bersila, menundukkan kepala, memanjatkan harapan untuk tanah yang lestari, masyarakat yang bersatu, dan pemerintah yang adil.
Momentum ini menjadi penegasan bahwa masyarakat Baduy bukan hanya penjaga warisan leluhur, tetapi juga penjaga moralitas dan kedaulatan budaya yang patut dihormati dan dijadikan contoh bagi seluruh rakyat Indonesia.
(Apiyudin/ Ahmad Sungkawa)