Targetberita.co.id Tangerang – Banten, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu yang turun langsung dalam pembongkaran pagar bambu di perairan Tangerang, dirinya berteriak mengecam pihak yang memasang pagar bambu, Rabu (22/1/2025).
Said Didu yang naik pitam saat mencabuti pagar bambu yang sekian lama menjadi polemik tersebut, ia menyebut, dalang di balik pagar laut ‘kejam dan zalim kepada rakyat’, tuturnya.
Nelayan bersorak dan bertakbir saat pagar laut Kabupaten Tangerang, Banten, berhasil dihancurkan.
Terlihat ratusan kapal nelayan ikut mendampingi TNI Angkatan Laut (AL) dalam membongkar pagar laut.
“Para oligarki, kalian biadab! Kalian zalim! Merampok negara, menyiksa rakyat!” teriak Said Didu.
Alasan Kholid Sebut Pagar Laut 30 KM Bukan Hasil Swadaya, ujarnya.
” Kecurigaan Nelayan Kholid Terbukti ? Pagar Laut Tangerang Ternyata Memiliki 263 Sertifikat HGB, jadi ngga susah untuk menangkap pelaku pemagaran “.
Said Didu bersama warga lalu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, sebagai bukti kecintaan mereka kepada negara.
Rabu (22/1/2025) lalu menjadi hari ke-5 pembongkaran pagar laut.
TNI AL sendiri menargetkan pembongkaran pagar laut sepanjang 2 km per harinya, keterlibatan nelayan semakin banyak dari ke hari dalam pembongkaran pagar laut Tangerang.
Kapal-kapal nelayan membantu TNI AL menarik pagar laut agar roboh.
” Saat detik-detik pagar laut roboh, nelayan pun bersorak dan bertakbir, “Hancurkan! Allahu Akbar!” teriak nelayan saat pagar laut berhasil roboh “.
Sementara itu sebanyak 300 kapal nelayan dikerahkan untuk membantu TNI AL untuk membongkar pagar laut di Kabupaten Tangerang, Banten.
Para nelayan rela tidak melaut demi membantu TNI AL membongkar pagar laut yang sudah menyusahkan kehidupan nelayan.
Ratusan nelayan tampak berkumpul di Pos TNI Angkatan Laut (Posal) di Desa Tanjung Pasir, Tangerang, Banten, Rabu (12/1/2025).
Uri (40) salah satu nelayan mengatakan, dia tidak bisa memastikan berapa banyak nelayan yang ikut membantu proses pembongkaran ini, katanya.
Uri menambahkan, meski demikian dari pihak nelayan sendiri mengerahkan kurang lebih sebanyak 200 – 300 kapal untuk membantu jalannya proses pembongkaran, tambahnya.
“Kita tidak bisa memastikan berapa banyak ya, yang pasti hampir seluruh nelayan dan instansi Desa Tanjung Pasir ikut membantu.”
“Total kita mengerahkan 200-300 kapal,” kata Uri saat ditemui di Pantai Tanjung Pasir, Tangerang, Banten, Rabu pagi.
Pagar laut tersebut sudah merugikan nelayan karena mereka harus memutar jauh untuk mencari ikan.
Uri menjelaskan, dirinya ke laut yang biasanya hanya mengeluarkan konsumsi Rp. 100 ribu, sekarang Rp.300 ribu, sementara hanya mendapatkan ikannya kalau dinilai cuma Rp.50 ribu, biasanya kita melebihi target Rp.50 ribu, jelasnya.
Oleh karena dampak yang begitu terasa bagi para nelayan, Uri mengatakan, para nelayan Desa Tanjung Pasir libur melaut.
Uri pun tidak masalah merugi sesaat asalkan pagar laut yang menyusahkan dibongkar.
“Kita enggak melaut hari ini. Kita rugi, jujur aja. Tapi lebih baik rugi sehari untuk bantu perjuangan kita ini,” tegas Uri.
Sebelumnya, pihak TNI AL mengaku akan pasang badan apabila ada yang mempermasalahkan pembongkaran pagar laut.
Hal itu diungkapkan Komandan Pangkalan Utama AL (Danlantamal) III Jakarta, Brigadir Jenderal (Mar) Harry Indarto, saat pembongkaran pagar laut, Sabtu (18/1/2025).
“Apa pun itu kalau untuk kepentingan rakyat, Angkatan Laut, TNI khususnya kita akan tampil ke depan,” kata Harry.
Namun untungnya, kata Harry, hingga pagar laut tersebut dibongkar, pihak TNI AL tidak menemui kendala protes dari pihak manapun.
Hal itu memudahkan TNI AL lantaran tidak perlu koordinasi dan mediasi dengan pihak pemasang pagar laut.
“Lebih mudah kita melaksanakan kalau tidak ada yang mengakui daripada ada yang mengakui, kita perlu koordinasi-koordinasi lebih lanjut,” ucap dia.
TNI AL menargetkan bisa membongkar pagar laut di Tangerang ini sepanjang dua km per hari.
“Sepertinya tidak mungkin kalau 30 km itu akan kita laksanakan dalam satu hari, kita akan atur mekanismenya, minimal target saya hari ini dua km,” kata Harry, Sabtu (18/1/2025).
Ia mengatakan, pembongkaran awal ini bertujuan untuk membuka akses alur bagi nelayan yang sebelumnya sempat terganggu.
Namun pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin membongkar pagar sepanjang puluhan kilometer itu.
“Seperti yang saya sampaikan tadi, kesulitan kita, kesulitan kita, lebih mudah menanam, daripada mencabut.”
“Apalagi yang ditanam ini sudah jangka waktu sampai berbulan-bulan, itu akan lebih menyulitkan kita untuk pencabutan,” tutur dia.
Dari pantauan di lapangan, personel TNI AL dan nelayan bergerak menggunakan sejumlah kapal menuju ke lokasi pagar di tengah laut, baik kapal milik nelayan maupun kapal milik TNI AL.
Warga dari berbagai usia dan jenis kelamin turut serta dalam kegiatan pembongkaran pagar laut.
Mereka tampak bersemangat membongkar pagar laut tak bertuan tersebut.
Pembongkaran pagar dilakukan dengan cara menggunakan tali tambang yang terikat di kapal, kemudian tali tambang diikat pada bambu yang tertanam di laut.
Setelahnya kapal melaju untuk menarik bambu itu hingga jebol dan pagar bambu yang telah jebol dinaikkan ke atas kapal.
“Tarik, tarik, tarik,” teriak warga saat kapal berusaha menarik pagar bambu itu.
Berbagai teriakan penyemangat juga terus diteriakkan warga selama proses pembongkaran pagar laut tersebut.
“Mau kaya, jual laut!” teriak warga.
(Daniel Turangan / Poniman Lumban Batu)