logo tb
BeritaJakartaMetropolitanNasionalNewsTerkini

Sandy Cucu dari Pahlawan Nasional Arie Fredrick Lasut Hadiri HUT Ke 51 IKPNI

25
×

Sandy Cucu dari Pahlawan Nasional Arie Fredrick Lasut Hadiri HUT Ke 51 IKPNI

Sebarkan artikel ini

Targetberita.co.id Jakarta, Sandi seorang pengacara cucu dari pahlawan nasional Arie Fredrick Lasut hadiri HUT ke 51 Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia (IKPNI) di Gedung Konvensi Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (22/11/2025).

Ulang Tahun IKPNI tahun 2025 ini memilih tema ”IKPNI Menguatkan Persaudaraan: Terus Bergerak Melanjutkan Perjuangan IKPNI Jaya!”.

PEMIMPIN REDAKSI TARGET BERITA

Awak media berkesempatan mewawancarai Sandy dan mengatakan harapannya.

“IKPNI semakin solid, jaya dan sukses selalu,” katanya dengan ramah.

Kita ketahui bahwa kakek Sandy dibunuh oleh Belanda di Jogjakarta karena tidak mau menyerahkan data pertambangan yang ada di seluruh Indonesia.

Pada bulan September 1945, Presiden menginstruksikan untuk mengambilalih instansi-instansi pemerintahan dari Jepang.

Lasut ikut serta dalam pengambilalihan jawatan geologis dari Jepang yang berhasil dilakukan secara damai. Jawatan itu kemudian dinamakan Jawatan Pertambangan dan Geologi. Kantor jawatan terpaksa harus dipindah beberapa kali untuk menghindari agresi Belanda setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Kantor jawatan sempat pindah ke Tasikmalaya, Magelang, dan Yogyakarta dari tempat semulanya di Bandung.

Sekolah pelatihan geologis juga dibuka selama kepemimpinan Lasut sebagai kepala jawatan saat itu.

Selain usahanya di jawatan, Lasut turut aktif dalam organisasi Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) yang bertujuan untuk membela kemerdekaan Indonesia.

Dia juga adalah anggota Komite Nasional Indonesia Pusat, awal mula dewan perwakilan di Indonesia.

Lasut terus diincar oleh Belanda karena pengetahuannya tentang pertambangan dan geologi di Indonesia, tetapi ia tidak pernah mau bekerjasama dengan mereka.

Pada pagi hari tanggal 7 Mei 1949, Lasut diambil oleh Belanda dari rumahnya dan dibawa ke Pakem, sekitar 7 kilometer di utara Yogyakarta.

Di sana ia ditembak mati, beberapa bulan kemudian jenazahnya dipindahkan ke pekuburan Sasanalaya Jl. Ireda di Yogyakarta di samping isterinya yang telah lebih dulu meninggal pada bulan Desember 1947.

Upacara penguburan dihadiri oleh Mr. Assaat, pejabat presiden pada saat itu.

(Agus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *