logo tb
BeritaJakartaMetropolitanNasionalNewsTerkiniTNI / POLRI

Spesifikasi Kapal Selam Nirawak KSOT, Dikendalikan lewat ASCC dan Bisa Digendong Kapal LST

113
×

Spesifikasi Kapal Selam Nirawak KSOT, Dikendalikan lewat ASCC dan Bisa Digendong Kapal LST

Sebarkan artikel ini

Targetberita.co.id Jakarta, Kapal selam otonom atau KSOT buatan PT PAL Indonesia merampungkan uji penembakan torpedo di Markas Komando Armada II, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (30/10).

Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin memimpin uji penembakan tersebut, didampingi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Muhammad Ali, dan Direktur Utama PT PAL Kaharuddin Djenod.

PEMIMPIN REDAKSI TARGET BERITA

Kapal selam nirawak yang diuji beridentitas KSOT-002. Torpedo dipasang manual dengan melibatkan beberapa kru PT PAL dan dua prajurit penyelam TNI AL. Pemasangan memakan waktu sekitar 20 menit.

Torpedo yang digunakan merupakan hasil reverse engineering atau rekayasa ulang PT PAL.

Pantauan di lokasi, kapal selam otonom ditarik ke tengah laut menggunakan dua perahu karet.

KSOT kemudian menyelam dengan kedalaman sekitar empat meter, lalu menembakan torpedo dengan jangkauan 100 sampai 150 meter. Setelah itu, kapal selam nirawak itu melakukan uji manuver.

Spesifikasi KSOT

KSOT buatan PT PAL memiliki panjang 15 meter dan lebar 2,2 meter. Kapal selam nirawak itu memiliki bobot 37,28 ton.

Produk yang sama telah dipamerkan dalam perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-80 TNI di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, 5 Oktober lalu.

Kapal selam nirawak itu memiliki kecepatan maksimal 20 knots dan tahan selama 200 hari operasi di laut. Kapal bisa dipasang torpedo 12 light weight torpedo (LWT) atau 4 LWT.

Dirut PT PAL Kaharuddin Djenod mengatakan bahwa KSOT merupakan 100 persen desain anak bangsa.

“Kemudian produksi juga seluruhnya dengan TKDN (tingkat komponen dalam negeri) lebih dari 50 persen,” kata Djenod.

PT PAL dan TNI AL akan terus menyempurnakan sistem sebelum alat utama sistem persenjataan (alutsista) itu digunakan. Diketahui, Menhan Sjafrie menargetkan Indonesia memiliki 30 KSOT pada 2026.

Kapal selam KSOT-2

Proses pemasangan torpedo pada KSOT. (IDM/Nirmala Maulana)

Djenod juga menyatakan bahwa KSOT sudah dalam status cukup bagus untuk diproduksi massal.

“Terkait dengan proses pemasangan torpedo, ini juga sama (seperti yang) dilakukan di kapal selam berawak. Ini memang membutuhkan waktu,” tutur Djenod.

Dikendalikan ASCC

Pengoperasian KSOT tersebut dikendalikan lewat kendaraan autonomous submarine command center (ASCC).

Kendaraan mengendalikan KSOT lewat frekuensi radio atau satelit yang dapat

diintegrasikan dengan pusat informasi tempur (CIC) di kapal markas, markas besar maupun pangkalan angkatan laut.

Pada uji penembakan torpedo, Menhan Sjafrie mencoba sistem komando pengendalian (kodal) ASCC.

Adapun KSOT bisa dipangkalkan di darat atau dibawa menggunakan kapal seperti landing ship tank (LST).

“Jadi bisa dipangkalkan di darat dan bisa dipangkalkan di kapal, yang penting ada crane untuk menjatuhkan ke dalam air. LPD (landing platform dock) bisa, LST bisa, kemudian fregat yang besar juga bisa,” kata KSAL Ali.

(Agus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *