Targetberita.co.id Jakarta, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) mengirim 34 personel untuk mengikuti Institutional Food Management Training atau Pelatihan Manajemen Makanan Institusional di Army Combat Service Support Command (CSSCOM), Singapura, sebagai upaya menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Pelatihan ini merupakan langkah konkret TNI AD dalam memperkuat sistem penyediaan makanan bergizi yang aman, efisien, dan berkelanjutan,” kata Kadispenad Brigjen TNI Wahyu Yudhayana dalam keterangannya, Minggu (12/10/2025).
Adapun rombongan tersebut terdiri dari 26 prajurit TNI AD, 4 anggota Persit Kartika Chandra Kirana, 3 pendamping militer, dan 1 peninjau.
Pelatihan ini merupakan tindak lanjut hasil pertemuan antara Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, dengan Kasad Singapura pada Juli 2025 lalu, yang membuka peluang kerja sama strategis dalam bidang ketahanan pangan dan penguatan program MBG.
Kolaborasi ini kemudian diformalkan melalui surat penawaran pelatihan dari Army Attache Republic of Singapore pada 6 Agustus 2025 lalu.
Menurut Wahyu, di pelatihan tersebut, peserta akan memperdalam manajemen penyediaan makanan bergizi di institusi militer dengan standar internasional. Mulai dari perencanaan menu, pengelolaan dapur, keamanan pangan, hingga distribusi makanan.
Untuk materi pelatihan mencakup empat pilar utama, yaitu food preparation, food safety, food nutrition, dan food technology, serta kunjungan ke fasilitas pengolahan makanan militer dan komersial di Singapura.
Kemudian, program pelatihan ini dibagi dalam dua tingkat, yakni Masterclass Perwira Menengah (Pamen) dan Qualification Training untuk Perwira Pertama dan Bintara. Para peserta juga akan melakukan kunjungan industri ke SATS Catering Centre dan SATS Innovation Hub guna mempelajari teknologi serta inovasi terkini di bidang penyajian makanan bergizi.
Wahyu menegaskan, keikutsertaan personel dalam pelatihan ini, menunjukkan kesungguhan TNI AD untuk memastikan keberhasilan program MBG melalui peningkatan kemampuan sumber daya manusia di bidang manajemen pangan dan gizi.
“Setelah kembali ke tanah air, seluruh peserta diproyeksikan untuk menjadi kader-kader yang diharapkan dapat menularkan ilmu yang diperoleh masing-masing, agar manfaatnya dirasakan secara luas,” tukasnya.
(Agus)













