Targetberita.co.id Jakarta, Ketika militer identik dengan barak dan medan operasi, TNI AL justru melangkah ke ruang budaya, masuk ke lingkungan Kraton Yogyakarta untuk membina karakter keprajuritan Abdi Dalem.
Di sana, nilai pertahanan negara dipertemukan dengan tradisi luhur yang telah dijaga lintas generasi.
Kolaborasi ini dilakukan TNI AL melalui Dinas Psikologi Angkatan Laut (Dispsial) bersama Kraton Yogyakarta, Selasa (16/12/2025).
Tujuannya bukan mengubah tradisi, melainkan memperkuat sikap dan karakter agar tetap tangguh, disiplin, loyal, dan memiliki militansi pengabdian dalam menjaga nilai-nilai luhur keprajuritan Kraton Yogyakarta.
Sebagai prajurit penjaga nilai budaya, Abdi Dalem prajurit Kraton Yogyakarta memikul peran yang tidak ringan. Mereka dituntut memiliki keteladanan sikap, kedisiplinan, serta loyalitas yang kuat terhadap institusi dan masyarakat.
“Prajurit Kraton harus mampu menjadi teladan sekaligus agen perubahan di tengah masyarakat, tanpa meninggalkan nilai-nilai keprajuritan yang diwariskan secara turun-temurun,” tegas Manggala Prajurit Kraton Yogyakarta KPH Notonegoro, dikutip dari keterangan Dispenal, Rabu (17/12/2025).
Dalam praktiknya, kekuatan keprajuritan kraton terletak pada keberagamannya. Notonegoro menjelaskan, saat ini, prajurit Kraton Yogyakarta terbagi dalam 13 bregada yang masing-masing memiliki filosofi, tugas, dan kekhasan tersendiri.
“Keberagaman ini merupakan kekayaan budaya yang perlu ditopang dengan ketangguhan psikologis dan karakter individu yang kuat agar tetap relevan di tengah dinamika perkembangan zaman,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Psikologi Angkatan Laut (Kadispsial) Laksamana Pertama Wisnu Agung Priambodo, menjelaskan penguatan karakter keprajuritan ini sejalan dengan jati diri Indonesia sebagai negara kepulauan dan bangsa maritim.
Kraton Yogyakarta
Menurutnya, kekuatan bangsa tidak semata ditentukan oleh kemampuan fisik dan sumber daya alam, tetapi juga oleh ketangguhan mental serta karakter sumber daya manusia.
“Kekuatan bangsa tidak hanya ditentukan oleh kemampuan fisik dan sumber daya alam, tetapi juga oleh ketangguhan mental serta karakter sumber daya manusia. Nilai-nilai keprajuritan yang hidup dalam lingkungan budaya seperti Kraton Yogyakarta menjadi fondasi penting dalam menumbuhkan kesadaran dan kecintaan terhadap budaya maritim bangsa,” ujar Wisnu.
TNI AL menugaskan tiga perwira psikologi, Mayor Laut (KH) M. C. Bayu Murti, Lettu Laut (KH) Giri Putra Riyanto, dan Letda Laut (KH) Lutfi Fitroni Nafwari. Mereka bertugas memberikan pendampingan yang mencakup penguatan aspek psikologi keprajuritan, seperti pembentukan mental, disiplin, loyalitas, ketahanan psikologis, hingga nilai-nilai kepemimpinan.
“Seluruh pembinaan dilakukan tanpa mengubah nilai-nilai luhur keprajuritan Kraton Yogyakarta,” tandas Wisnu.
(Agus)












