Targetberita.co.id Jakarta, Nusa Tenggara Timur ini memang memikat
tak hanya keindahan alam yang dapat kita nikmati, Sumba juga kaya akan warisan budayanya. Salah-satu yang paling terkenal adalah kain tenun Sumba.
Awak media berkesempatan mewawancarai Umbu Frengky sebagai pelaku UMKM dan mengatakan kain tenun Sumba lahir dari kekayaan alam Sumba. “Pewarnaan kain Sumba yang menggunakan bahan alami seperti akar mengkudu, serat kayu hingga lumpur serta pemilihan motif yang unik merepresentasikan budaya,” katanya dengan ramah, di Jakarta Convention Center, Senayan, Rabu (10/7/2024).
Harga yang dijual antara Rp 50 ribu hingga Rp 150 juta dan yang mencapai ratusan juta karena dibuat secara manual dan selama dua tahun. Dukungan pemerintah baik dan mendukung serta produk ini sudah meluas ke seluruh Indonesia bahkan luar negeri.
Menambahkan motif-motif lain yang biasa ditemukan dalam selembar tenun Sumba, seperti buaya, kura-kura, udang, naga, rusa, bebek, lurik, kerbau, dan masih banyak lagi. Buaya sendiri berarti simbol kebangsawanan laki-laki Sumba, sementara kebangsawanan perempuan Sumba disimbolkan dengan kura-kura.
Adapun, udang merupakan simbol dari kehidupan dan kelahiran kembali. Udang memiliki kemampuan berganti kulit dan dianalogikan setelah kematian ada kebangkitan.
“Ini ada rumah adat, ada orang sedang ritual, ada yang pegang kuda, ada yang pegang keranda, ada orang yang menangis. Jadi, sejarah kita tuangkan dalam selembar kain,” tuturnya.
Kain tenun Sumba menggunakan pewarna alami yang membuatnya awet hingga puluhan bahkan ratusan tahun. Pewarnaan ini memanfaatkan akar mengkudu untuk mendapatkan warna merah. Kemudian biru dari nila, kuning dari kayu kuning, dan cokelat dari lumpur.
Jika ingin mendapatkan warna lain, perajin akan mewarnai benang dengan warna dasar dulu kemudian dicampurkan dengan warna lain supaya didapatkan warna yang diinginkan.
Kain Sumba Timur yang esotik hadir di Apkasi 2024 pada 10-12 Juli Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Selatan.
Yuk lestarikan budaya bangsa dengan membeli produk asli Indonesia.
(Ricko / Agus)