Targetberita.co.id Pekan Baru – Riau, Situasi di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Kabupaten Pelalawan, kembali kondusif setelah sempat memanas akibat aksi perusakan plang nama dan pengusiran prajurit TNI oleh sekelompok warga.
Peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu itu dipicu kegagalan dialog antara perwakilan massa demonstran dan pihak terkait di Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau.
Usai dialog di Pekanbaru pada Kamis (20/11) siang, sebagian massa kembali ke TNTN dan tiba di Pos 10 sekitar pukul 23.00 WIB.
Kapendam XIX Tuanku Tambusai, Letkol MF Rangkuti, menegaskan bahwa keputusan aparat untuk mundur dari pos pengamanan merupakan strategi guna meredam ketegangan dan mencegah bentrokan.
“Masyarakat meminta waktu itu agar pasukan yang ada di sana agar meninggalkan pos tersebut,” ujar Letkol Rangkuti, Rabu (26/11).
Setelah mendatangi Pos 10, massa bergerak ke Pos 9 dengan tuntutan serupa.
Dalam kondisi emosi massa yang mulai meningkat, petugas memilih langkah persuasif daripada melakukan penahanan yang berpotensi menimbulkan gesekan.
“Sengaja tidak dilerai untuk menghindari bentrok dengan warga yang pada saat itu mungkin sudah emosi, sehingga dikhawatirkan bentrok atau terjadi hal yang tidak kita inginkan,” tegasnya.
Letkol Rangkuti menjelaskan, sikap pasif aparat dalam rekaman video viral yang memperlihatkan pembongkaran plang nama TNTN merupakan bagian dari upaya menjaga situasi agar tidak memanas.
“Sehingga di video yang beredar terlihat tidak ada usaha dari petugas untuk mencegah masyarakat membongkar papan nama itu. Itu memang untuk menghindari konflik lah intinya dengan masyarakat,” jelas Kapendam.
Meski terjadi pengosongan pos, kondisi di lokasi saat ini telah kembali normal. Massa membubarkan diri setelah aparat meninggalkan pos, dan seluruh titik pengamanan kini kembali diduduki personel yang jumlahnya ditambah.
“Situasi terkini di sana sudah kondusif, masyarakat yang melaksanakan aksi juga langsung membubarkan diri,” kata Letkol MF Rangkuti.
Ia menambahkan, aksi perusakan plang tersebut merupakan yang pertama terjadi selama proses penertiban kawasan hutan berlangsung. Namun, aparat memastikan pengamanan di TNTN tetap berjalan dan kondisi tetap terkendali.
(Red)













