logo tb
BeritaDaerahJawa BaratMajalengkaTerkini

Aktivis dan Media Kritisi Proyek Rehabilitasi IGD RSUD Majalengka Rp. 9,2 Miliar

108
×

Aktivis dan Media Kritisi Proyek Rehabilitasi IGD RSUD Majalengka Rp. 9,2 Miliar

Sebarkan artikel ini

Targetberita.co.id Majalengka – Jawa Barat, Proyek rehabilitasi Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Majalengka dengan nilai kontrak Rp. 9,225 miliar menjadi sorotan publik.

Aktivis dan kalangan media menilai pengerjaan oleh CV Inti Raya dengan pengawasan PT Marga Bhuana Jaya terkesan asal-asalan serta tidak sesuai ketentuan teknis.

Pantauan di lapangan menunjukkan sejumlah masalah, di antaranya pekerja mayoritas tidak mengenakan alat pelindung diri, ukuran besi pilar lebih kecil dari yang dipersyaratkan, kedalaman galian fondasi dangkal hanya sebatas lutut orang dewasa, hingga pengecoran dasar dilakukan manual alih-alih memakai ready mix.

Selain itu, pengawasan dari konsultan, kontraktor, maupun dinas terkait dianggap lemah. Mandor dan pelaksana lapangan jarang terlihat hadir di lokasi proyek.

“Dengan anggaran sebesar itu, wajar jika publik mempertanyakan mutu pekerjaan. Dari hasil pantauan, banyak temuan yang tidak sesuai standar teknis,” ungkap salah satu jurnalis, Minggu (17/8/2025).

Upaya konfirmasi kepada kontraktor dan konsultan tidak berhasil lantaran tidak ada perwakilan yang bisa ditemui di lapangan.

Pimpinan Redaksi Suara Bangsa Indonesia (SBI), Agung Sulistio, mengingatkan kontraktor dan pemborong agar tidak alergi kritik serta tetap menjalankan pekerjaan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).

Menurutnya, jurnalis berperan sebagai kontrol sosial untuk menyampaikan temuan di lapangan, mulai dari pekerja yang tidak memakai APD, penggunaan besi di luar spesifikasi, hingga pengecoran manual yang seharusnya menggunakan ready mix.

Agung menegaskan, pelanggaran SOP bisa berdampak fatal, mulai dari risiko kecelakaan kerja, penurunan mutu bangunan, sampai potensi kegagalan konstruksi. Jika terbukti, pihak kontraktor maupun pemborong dapat dikenai sanksi hukum dan kontraktual.

“Kontraktor harus terbuka terhadap kritik, karena tujuannya demi keselamatan kerja dan kualitas proyek,” tandasnya.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *