logo tb
BeritaJakartaMetropolitanNasionalNewsOtomotifTeknologiTerkini

Kemenperin-JICA Berhasil Jalankan Proyek Digitalisasi IKM Komponen Otomotif

75
×

Kemenperin-JICA Berhasil Jalankan Proyek Digitalisasi IKM Komponen Otomotif

Sebarkan artikel ini

Targetberita.co.id Jakarta, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen meningkatkan daya saing pelaku industri kecil dan menengah (IKM) komponen otomotif agar mampu masuk ke rantai pasok industri berskala besar,Senin (25/8/2025).

Upaya ini ditempuh melalui sinergi bersama berbagai pemangku kepentingan, mulai dari akademisi, penyedia bahan baku, hingga lembaga internasional.

Salah satu langkah nyata yang telah direalisasikan adalah kerja sama antara Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Kerja sama teknis yang bertajuk “Automotive Industry Development” ini dilaksanakan dalam sebuah proyek implementasi digitalisasi bagi sejumlah IKM komponen otomotif.

Sebanyak delapan proyek digitalisasi berhasil diimplementasikan pada delapan IKM komponen otomotif (suppliers) dengan menggandeng enam startup teknologi yang berperan sebagai system integrators.

“Kolaborasi ini diharapkan menjadi model keberhasilan yang dapat direplikasi oleh lebih banyak IKM, sehingga mampu memperluas jangkauan ke industri otomotif nasional dan global,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta, Senin (25/8/2025).

Sementara itu, Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita mengungkapkan, proyek implementasi tersebut telah berjalan selama tiga bulan sejak 22 April 2025 sampai 31 Juli 2025.

“Program kerja sama ini merupakan bentuk sinergi dan kolaborasi yang sangat baik antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang, yang menjadi contoh nyata bagaimana kemitraan internasional dapat mendorong kemajuan sektor industri,” jelasnya.

Reni menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak, khususnya JICA sebagai mitra strategis dalam pelaksanaan program ini, Adapun tujuannya juga untuk menjawab tantangan global yang semakin menuntut penggunaan teknologi, khususnya di sektor IKM komponen otomotif.

“Upaya implementasi digitalisasi ini sejalan dengan data Asian Development Bank (2022) yang menunjukkan bahwa tingkat adopsi teknologi digital di sektor manufaktur kecil dan menengah di Asia Tenggara masih berada di bawah 30 persen, jauh tertinggal dari perusahaan besar yang telah melampaui 60 persen,” ungkapnya.

Artinya, data itu menunjukkan masih terdapat kesenjangan teknologi yang harus diatasi bersama, yang menjadi peluang besar untuk mendorong percepatan transformasi digital IKM.

“Oleh karena itu, Kemenperin akan terus mengupayakan langkah-langkah strategis, salah satunya adalah keberlanjutan kerja sama dengan JICA,” lanjutnya.

Dirjen IKMA pun berharap, di masa mendatang kerja sama yang dilakukan tidak hanya berfokus pada sektor industri otomotif, namun juga dengan cakupan komoditas yang lebih luas termasuk tujuh industri prioritas pada implementasi Making Indonesia 4.0.

“Tentunya pada skala IKM, dengan juga turut merambah ke sektor industri makanan dan minuman, tekstil, kimia, furnitur, elektronik, logam, kerajinan, serta komoditi unggulan lainnya karena penerapan digitalisasi dan otomasi di sektor tersebut akan meningkatkan konsistensi kualitas produk, efisiensi proses produksi, dan daya saing di pasar internasional,” jelasnya.

Selain itu, Reni menekankan pentingnya pembinaan untuk scale-up kompetensi startup teknologi yang bertujuan agar pelaku startup tidak lagi dipandang sebagai perusahaan rintisan yang baru mulai, melainkan sebagai startup yang berpengalaman, memiliki usaha yang berkelanjutan dan menggunakan teknologi mutakhir.

“Kami berharap JICA dapat berperan aktif melakukan transfer teknologi di bidang otomasi dan robotik kepada para startup Indonesia, sehingga mereka mampu menciptakan solusi inovatif yang dapat diterapkan tidak hanya di IKM, tetapi juga di industri berskala lebih besar,” tambahnya

Reni berpesan kepada para pelaku IKM komponen otomotif nasional untuk terus melakukan perbaikan (continuous improvement) melalui pemanfaatan teknologi agar mampu mencapai peningkatan efisiensi dan produktivitas.

“Penggunaan teknologi digital tidak hanya sekedar memindahkan data dari sistem manual ke sistem komputer atau memiliki dashboard yang tervisualisasi, tetapi harus mampu mengolah data tersebut menjadi informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan yang tepat dan peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan,” tegasnya.

Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut Kemenperin, Dini Hanggandari mengungkapkan, hasil dari digitalisasi telah dipresentasikan oleh delapan pasang supplier dan system integrator pada acara “Dissemination Seminar Project For Increasing International Competitiveness of Automotive Industry”, Selasa (19/8/2025) lalu.

“Setelah mengadopsi teknologi digital dari startup teknologi, ternyata IKM komponen otomotif terbukti mendapatkan berbagai manfaat,” ungkapnya.

Manfaat tersebut di antaranya adalah IKM komponen otomotif mendapatkan pembaruan data secara real time dengan informasi yang akurat dan terkini, pelaporan dan analisis yang tersaji otomatis sehingga memudahkan pengambilan keputusan yang dapat diambil secara cepat, serta otomatisasi pada proses inti untuk mengurangi kesalahan dan mempercepat alur kerja.

“Tidak hanya itu, IKM komponen otomotif juga dapat melakukan pemantauan produksi yang terintegrasi untuk memastikan target tercapai, pengendalian kualitas berbasis sistem sehingga dapat menemukan pola cacat produk dalam periode tertentu, serta dapat tercapai peningkatan efisiensi waktu dan sumber daya,” jelas Dini.

Adapun delapan pasang IKM dengan startup teknologi yang difasilitasi implementasi digitalisasinya adalah PT. Sebastian Jaya Metal, PT. Arkha Industries Indonesia, PT. Laksana Tekhnik Makmur, PT. Eran Plastindo Utama, PT. FNF Metalindo Utama, PT. Sugi Jaya Utama, PT. Itori Kreasindo Perkasa, dan PT. Armeta Kreasi Mandiri.

Sementara itu, dari system integrator, meliputi PT. Takodam Ciptamandiri Nusantara, PT. Sopwer Teknologi Indonesia, Ragdalion Technology, PT. MyEco Inovasi Indonesia, PT. Stechoq Robotika Indonesia, dan PT. Trimitra Nusantara Sakti. Startup yang terpilih merupakan binaan Kemenperin melalui program Startup for Industry (SFI).

Senior Director Economic Development Department JICA, Okumoto Yasuyo mengatakan, proyek JICA yang dimulai sejak tahun 2022 bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi antara pelaku IKM komponen otomotif dan startup teknologi.

JICA juga menyampaikan apresiasi kepada startup teknologi yang telah memberikan pelatihan digitalisasi kepada para supplier, dan diharapkan sistem yang diterapkan dapat mencapai efektivitas 100 persen.

“Kami berharap para supplier dapat melanjutkan upaya digitalisasi, mengidentifikasi masalah secara real time, serta terus meningkatkan daya saing perusahaan. Digitalisasi menjadi langkah awal untuk meningkatkan produktivitas, identifikasi masalah secara real time, serta memperkuat daya saing IKM. Ke depannya JICA akan memberikan rekomendasi kebijakan untuk mendukung keberlanjutan inisiatif ini,” ucap Okumoto.

(Sonny H. Sayangbati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *