Targetberita.co.id New York – Amerika Serikat, Dalam momen langka dan berani, sejumlah perwakilan masyarakat adat dari Papua, Aceh, dan Maluku menyuarakan aspirasi mereka di hadapan dunia dalam forum Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB).
Mengenakan pakaian adat dan membawa simbol-simbol daerah, mereka mengangkat isu hak asasi manusia, marginalisasi, dan hak menentukan nasib sendiri yang selama ini dianggap luput dari sorotan internasional.
Aksi mereka terekam dalam video yang kini ramai diperbincangkan di media sosial. Salah satu momen menunjukkan seorang petugas keamanan PBB menghampiri delegasi dan mengambil poster bertuliskan “MALUKU”, yang diduga dianggap melanggar aturan forum.
Meski begitu, keberanian mereka sudah terlanjur menggema dan menarik perhatian publik internasional.
Narasi yang disampaikan kelompok ini bukan semata provokasi, melainkan bentuk perlawanan damai terhadap ketidakadilan yang dirasakan selama bertahun-tahun.
Bagi sebagian masyarakat adat, ruang internasional seperti PBB menjadi satu-satunya harapan untuk didengar secara adil di luar tekanan narasi negara.
Namun, pemerintah Indonesia menanggapi keras aksi tersebut. Dalam pernyataan resminya, delegasi RI menyebut bahwa aksi tersebut adalah bentuk penyalahgunaan forum internasional untuk menyebarkan propaganda yang mengancam keutuhan NKRI. Laporan resmi pun telah dilayangkan kepada pihak PBB.
Meski menuai kecaman dari negara, aksi para perwakilan adat ini menjadi penanda bahwa perjuangan masyarakat pinggiran belum selesai. Dan dunia pun mulai melirik suara-suara yang selama ini dibungkam.
(Red)
